Sebanyak 4.541 pasangan kemarin (19/7) dinikahkan secara masal di Istora Senayan, JakartaBanyak kisah menarik dari para pengantin yang kebanyakan lawas itu
BACA JUGA: Eulis Rosmiati, 20 Tahun Menjadi Bidan di Desa Sangat Terpencil dan Tertinggal
Salah satunya, ada yang merasa senang ikut acara menikah masalBACA JUGA: Jeritan Hati Anggota Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI)
DHIMAS GINANJAR, Jakarta
ISTORA Senayan dipadati ribuan orang" Itu bukanlah hal baru
BACA JUGA: Ogah Latih Klub Indonesia, Janji Kembali Lagi
Tempat itu kali ini dipadati ribuan orang yang berpasangan dan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerahDi luar, ratusan bus memadati areal parkirRibuan orang yang berpasangan dan berpakain adat itu adalah para peserta acara menikah masal yang diadakan Yayasan Pondok KasihKebanyakan peserta tersebut sudah "berumur"Berdasar daftar Yayasan Pondok Kasih, total ada 4.541 pasangan yang dinikahkan masal pada hari itu
Di antara mereka, ada yang berpakaian ala Jawa dengan beskap dan kebaya, pakaian ala Minang dengan topi besar di kepala, hingga yang paling sederhana mengenakan jas"Kami sangat senang ikut acara iniBaru sekarang kami merasakan benar-benar menjadi pengantinSebab, baru kali ini kami memakai baju pengantin," ujar Asmar, 59, disambut anggukan istrinya, Marsiyem, 59.
Pasutri tersebut menikah 43 tahun laluPagi itu, Asmar memakai setelan beskap hitam lengkap dengan blangkon, sedangkan Marsiyem memakai kebaya putih.
Asmar menuturkan, ketika ikut acara menikah masal itu, dirinya merasa seperti menjadi orang kaya"Selain dilaksanakan di gedung, acara dihadiri ribuan orangJadi, kami ini seperti menjadi orang kaya," kata kakek tujuh anak tersebut
Apalagi, acara tersebut dihibur beberapa grup band papan atas tanah air seperti Tangga dan Sheila On 7. Mengapa ikut acara menikah masal? Asmar mengungkapkan, dirinya sudah dua kali ini menikah"Kami sebenarnya sudah menikah pada 1968Pada 1997, buku nikah kami ludes ketika rumah kami di Jembatan Besi (Jakarta Barat) terbakar," paparnya"Karena itu, kami ikut acara ini agar mendapat buku nikah lagi," lanjutnya
Lain lagi kisah pasangan Rahman Suwardi, 74, dan Sumirah, 80Di antara ribuan pasangan yang ada, merekalah yang paling tuaSama dengan Asmar-Marsiyem, Rahman ikut acara menikah masal itu demi mendapat buku nikah"Kami dulu punya buku nikahTapi, sudah lama hilang," ungkap Rahman yang belum juga dikaruniai anak meski menikah sejak 50 tahun lalu
Gara-gara tak punya buku nikah, mereka menjadi rasan-rasan tetangga karena dianggap pasangan kumpul kebo"Kalau nanti sudah punya buku nikah, kami tak lagi disebut pasangan kumpul kebo," tegas pria yang bekerja sebagai hansip tersebut.
Ternyata, motivasi ingin mendapat buku nikah bukan satu-satunya alasan bagi para pasangan untuk mengikuti acara menikah masal ituMisalnya, Taufik Maulana, 21, dan Sri Maryati, 19Pasangan muda tersebut sebenarnya sudah menikah enam minggu lalu dan telah memiliki buku nikahNamun, saat ada pengumuman nikah masal itu, mereka ikut"Kebetulan, ibu istri saya orang Kecamatan MentengJadi, bisa langsung ikutan," tuturnya.
Dia lantas menjelaskan, kedatangannya dalam acara tersebut juga tidak didampingi keluarga atau kerabat seperti pasangan lainSebab, seluruh prosesi pernikahan pasangan yang kompak memakai baju adat berwarna merah itu sudah selesaiLantas, alasan apa yang membuat mereka ikut acara menikah masal tersebut" Ternyata, mereka mengincar door prize yang disediakan panitia"Siapa tahu, kami dapat hadiah sepeda motor atau pelesir ke Bali," jelasnya.
Kisah menarik lainnya diungkapkan Zainuddin dan LindaUsia pasangan itu berbeda jauhZainuddin 55 tahun, sedangkan Linda 29 tahunZainuddin, duda dua anak tersebut, menceritakan, dirinya berhasil menggaet Linda, awalnya, karena sering mengantar pulangLama-kelamaan, muncul perasaan saling mencintai"Kami berpacaranBegitu ada pengumuman acara menikah masal, kami pun ikutLumayan, gratis," ujarnya.
Acara itu memang sepenuhnya ditanggung Yayasan Pondok KasihSejak Februari lalu, tim yayasan tersebut mengobok-obok Jakarta untuk mencari pasangan yang menikah tapi belum memiliki surat nikah.
Dalam acara tersebut, tidak semua dinikahkan di tempatPernikahan sudah dilakukan di masing-masing wilayahKemarin hanya ada 10 pasangan yang dinikahkan secara simbolisSeluruh peserta menggunakan pakaian adat dari daerah asal merekaDi antara sejumlah pasangan keluarga prasejahtera tersebut, terdapat peserta termuda, yakni 16 tahun, dan tertua, 86 tahunAcara tersebut semakin marak karena panitia juga menyediakan tempat tersendiri bagi para keluarga
Karena jargon acara yang juga untuk memeriahkan HUT DKI Jakarta itu adalah pernikahan lintas agama, tim mencari pasangan dari seluruh agama di IndonesiaMereka juga menghadirkan keseluruhan wajah Indonesia karena latar belakang peserta dari berbagai sukuItu tecermin dari kostum pernikahan yang mereka pakai.
Di antara jumlah tersebut, 3.112 pasangan beragama Islam, Kristen (1.248), Katolik (96), Buddha (25), Hindu (12), dan Konghucu (8)Pendiri Yayasan Pondok Kasih Hana Ananda menyebutkan, itulah keanekaragaman Indonesia yang sebenarnyaDia berharap kebahagiaan antaragama, suku, dan etnis di gedung Istora Senayan tersebut bisa menular ke luar"Semoga Indonesia bisa damaiKehidupan yang harmonis seperti inilah yang kita harapkan," ujarnya.
Dia mengklaim pernikahan masal lintas agama tersebut merupakan yang pertama dilakukan dan terbesar di IndonesiaPesan lain yang dia usung adalah kepedulianMelalui acara tersebut, dia menginginkan kepedulian terhadap sesama, khususnya antara warga berkecukupan dan kekurangan, bisa terjalin
Banyaknya pasangan yang dinikahkan berbuah manis bagi panitiaSebab, acara yang dilangsungkan sejak pukul 11.00 tersebut mendapat perhatian Royal World Record, sebuah lembaga pencatat rekor dari InggrisKemarin, guardian Royal World Record, yakni Ron Muller, memberikan penghargaan.
Selain kuantitas peserta, Ron terkesan pada kerukunan antaragama dan etnis dalam sebuah perayaan pernikahanBahkan, dia merasa melihat Indonesia mini dalam resepsi pernikahan masal tersebut"Ini yang terbesar di duniaSangat bagus, Indonesia dengan multiagama bisa rukun seperti ini," ucapnya.
Plakat penghargaan lantas diberikan kepada Ketua DPD Irman Gusman selaku wakil penyelenggara acara tersebutTulisan dalam plakat tersebut berisi pengakuan Royal World Record bahwa acara kemarin merupakan rekor dunia"Nilai dalam acara ini sesuai dengan dasar Pancasila mengenai kerukunan dan keragamanIni bisa memberikan inspirasi," terangnya(c5/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kaget Saat Dicalonkan sebagai Ketum PSSI
Redaktur : Tim Redaksi