Terbitkan Sukuk Global, Indonesia Raup Rp 39 Triliun

Jumat, 31 Maret 2017 – 21:15 WIB
Kemenkeu. Foto: Kemenkeu

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia berhasil menyerap dana dari penerbitan obligasi syariah atau sukuk dengan denominasi dolar sebesar USD 3 miliar atau Rp 39 triliun.

Penerbitan tersebut dilakukan setelah road show ke sejumlah pusat keuangan syariah di kawasan Asia, Eropa, dan Timur Tengah.

BACA JUGA: Aset BNI Syariah Tembus Rp 28,31 Triliun

Penawaran yang masuk mencapai USD 10,84 miliar.

Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menyatakan, penerbitan sukuk global itu merupakan yang terbesar di luar kawasan Negara Teluk.

BACA JUGA: 3 Besar BPR Syariah Pemilik Aset Terbanyak di Indonesia

Misalnya, Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar, Oman, dan Uni Emirat Arab.

”Ini juga merupakan penerbitan sukuk global dengan denominasi dolar AS yang terbesar oleh pemerintah Indonesia. Sukuk global ini telah menarik minat dari berbagai kelompok investor domestik dan internasional,” terangnya di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (30/3).

BACA JUGA: Payung Hukum Bisnis Syariah Makin Kuat

Robert menuturkan, pada tahun lalu, pemerintah menerbitkan sukuk global USD 2,5 miliar.

Untuk tahun ini, penerbitan sukuk global USD 3 miliar tersebut terbagi atas dua seri.

Yakni SNI0322 senilai USD 1 miliar untuk tenor lima tahun dan seri SNI0327 USD 2 miliar dengan masa jatuh tempo sepuluh tahun.

Sukuk global diterbitkan pemerintah melalui perusahaan penerbit Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Indonesia III.

Tanggal pricing 22 Maret 2017 untuk tenor lima tahun.

Total penawaran yang masuk mencapai USD 4,87 miliar dan di-issued USD 1 miliar.

Selanjutnya, untuk tenor sepuluh tahun dari orderbook USD 5,97 miliar, yang dieksekusi mencapai USD 2 miliar. ”Jadi total USD 3 miliar,” ujarnya.

Robert memerinci, sukuk global untuk tenor lima tahun ditawarkan dengan yield atau imbal hasil 3,40 persen.

Sedangkan yang jatuh tempo sepuluh tahun memiliki yield 4,15 persen.

Imbal hasil itu dibayarkan setiap enam bulan. 

Berdasar wilayah, distribusi investor sukuk global bertenor lima tahun didominasi investor wilayah Asia (selain Indonesia dan Malaysia) sebesar 28 persen.

Disusul investor negara-negara Islam di Timur Tengah dan Malaysia sebesar 27 persen serta Amerika Serikat 21 persen.

”Kemudian, ada juga investor dari Eropa (14 persen, Red) dan investor Indonesia (sepuluh persen),” katanya.

Sementara itu, untuk peminat global sukuk bertenor sepuluh tahun sebesar USD 2 miliar, terang Robert, yang mendominasi adalah investor asal Timur Tengah dan Malaysia dengan 29 persen.

Kemudian, investor AS sebesar 29 persen. Sisanya dikuasai investor asal Asia (selain Indonesia dan Malaysia).

”Kemudian, ada investor asal Indonesia sepuluh persen dan investor asal Eropa sebesar sembilan persen,” imbuhnya. (ken/c24/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bunga KPR Tinggi, Nasabah Takeover ke Bank Syariah


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler