jpnn.com, JAKARTA - Desa Panggungharjo, Bantul berhasil mengatasi masalah sampah lewat pembangunan fasilitas TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, and Recycle) KUPAS yang telah dibangun sejak 2013.
Kepala Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi mengatakan sisa sampah yang masuk ke shelter TPS3R hanya berupa sampah yang telah dipilah dari rumah tangga dan juga pasokan dari pemulung.
BACA JUGA: 8 BUMN Ini Bergerak di Mandalika dengan Konsep Memilah Sampah Menabung Emas
Dia menyebut pembangunan TPS3R bersama para mitra, telah berhasil mengelola sampah dari 2 ribu rumah tangga di Panggungharjo.
Sampahnya, terang Wahyudi, diolah menjadi kompos, pupuk cair dan dipilah menjadi material daur ulang selanjutnya dengan industri daur ulang.
BACA JUGA: Menjelang Pendaftaran PPPK 2023, Ada Kebijakan Khusus untuk Honorer K2 & Tenaga Non-ASN
"Operasional TPS3R kami juga bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi 33 orang," ujar Wahyudi dalam keterangannya, Sabtu (12/8).
Dia mengatakan TPS3R KUPAS telah berhasil mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Piyungan sebesar 80 persen.
BACA JUGA: Detik-Detik Driver Ojol Ini Perkosa Wanita asal Brasil di Bali, Ya Tuhan
Jika bisa dikembangkan oleh TPS3R lain, maka hal itu bisa mengurangi beban TPA secara signifikan.
Desa Panggungharjo bergerak bersama dengan pemerintah daerah, masyarakat, beberapa pihak lainnya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah.
"Kami juga bermitra dengan Danone-AQUA untuk program penguatan kelembagaan, pengembangan pengetahuan tentang persampahan," ucap Wahyudi.
Dikatakannya sejak TPS3R KUPAS berdiri tercatat telah berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat, menjaga lingkungan hidup, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pada kesempatan terpisah, Stakeholder Relation Manager Pabrik AQUA Klaten Rama Zakaria mengatakan Desa Panggungharjo adalah mitra yang berperan aktif dalam pengelolaan sampah.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri, AQUA sudah mendampingi dua TPS3R, yaitu TPS3R KUPAS di Sewon, Panggungharjo, Bantul dan TPS3R GIAAAAAT (Guyub Iku Apik Agawe Ayom Adem Ayem Tentrem) di Minomartani , Ngaglik Sleman.
Sementara, di Desa Tembi, Kecamatan Timbulharjo, Bantul ada Collection Center Sentral Busa yang mampu mengumpulkan 40 ton botol PET/bulan yang mendapatkan pendampingan yang sama dari AQUA.
"Kami berharap ini menjadi inspirasi untuk dikembangkan di tempat lainnya, karena terbukti berbagai inisiatif yang kami dampingi terbukti mampu mengurangi timbunan sampah di Yogyakarta dan sekitarnya.” tuturnya.
Seperti diketahui, Yogyakarta saat ini sedang menghadapi darurat sampah untuk 3 wilayah yaitu Kabupaten Sleman, Kota Jogja dan Kabupaten Bantul. Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Piyungan telah mencapai kapasitas maksimalnya, dan sampah sudah mulai menumpuk di berbagai sudut kota. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad