Terbukti, Pak Jokowi Memang Pelayan Masyarakat Terbaik

Jumat, 09 Maret 2018 – 18:28 WIB
Presiden Joko Widodo saat menerima pesanan motor Chopperland. Foto: Biro Pers

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar Andi Budi Sulistijanto menilai sebagai presiden yang terbaik dalam melayani masyarakat. Alasannya, presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu selalu menempatkan diri sebagai rakyat biasa.

"Pak Jokowi adalah pelayan masyarakat yang terbaik. Saya istilahkan bahasa Inggris-nya public servant communication style," ujar Andi dalam peluncuran bukunya yang berjudul Komunikasi Politik Jokowi di gedung DPR, Jakarta, Jumat (9/3). 

BACA JUGA: PD Undang Jokowi ke Rapimnas Bukan untuk Berikan Dukungan

Andi mengungkap banyak temuan menarik soal gaya politik Jokowi yang ditulisnya dalam buku setebal 142 halaman tersebut. Dalam buku itu, Jokowi digambarkan sebagai sosok yang tak merasa sebagai presiden.

"Jadi dia merasa seperti rakyat biasa, selalu apa adanya melihat sesuatu fakta di lapangan," kata Andi. 

BACA JUGA: Pak Jokowi yang Membuka, SBY dan AHY Berpidato

Menurut dia, Jokowi tidak banyak berwacana. Sebab, mantan gubernur DKI Jakarta itu lebih banyak bekerja.

Sebagai contoh, Jokowi menggenjot pembangunan infrastruktur yang sekarang hasilnya terlihat nyata. Andi menyebut Jokowi melalui komunikasi yang verbal dan nonverbal menunjukkan kepada bangsa Indonesia bahwa sebuah ada kemajuan fisik yang cepat dan dilakukan secara luar biasa.

BACA JUGA: Gaji Presiden RI Bakal Tembus Rp 553 Juta per Bulan

Andi juga menyodorkan temuan lain tentang gaya komunikasi Jokowi. Yakni gaya komunikasi ‘sendika dawuh’ dengan menunduk ke tokoh-tokoh yang mumpuni maupun senior.

"Dalam kultur di Indonesia kan banyak kiai, tokoh masyarakat. Itu yang sangat diharapkan Pak Jokowi, petuah dan sebagainya," katanya. 

Karena itu, ujar dia, Jokowi di setiap kunjungannya ke daerah selalu berusaha mampir menemui tokoh-tokoh agama, ke pondok pesantren, kiai dan sebagainya. "Beda jauh dengan beliau dengan partai politik, dengan partai politik mungkin ketuanya bisa didatangkan di istana dan sebagainya. Tapi dengan seorang kiai dia harus sendika dawuh," ungkap doktor ilmu komunikasi jebolan Universitas Sahid itu. 

Andi menambahkan, bersikap sendika dawuh bukan berarti Jokowi menurut atau menyembah. Sebab, merendahkan diri di hadapan kiai justru demi mendapatkan berkah.

"Itu dalam kultur Islami maupun Jawa," kata lulusan magister ilmu komunikasi di Universitas Mercu Buana Jakarta itu seraya menambahkan, temuannya tentang gaya komunikasi politik Jokowi juga didukung pendapat dari para tokoh yang seperti di dalam buku tersebut.

Ketua DPR Bambang Soesatyo yang menjadi pembicara pada peluncuran buku itu menyebut temuan yang dituangkan dalam Komunikasi Politik Jokowi sangat menarik. "Saya berikan apresiasi dan masih banyak yang harus dipelajari lagi dan bisa digali dari kepemimpinan Jokowi," kata Bambang.

Politikus yang beken disapa dengan panggilan Bamsoet itu mengharapkan Andi tidak berhenti menulis gaya komunikasi politik. "Tapi bisa lahirkan buku kedua, ketiga dan seterusnya karena masih banyak gaya-gaya komunikasi politik yang menarik," ujar Bamsoet di acara yang juga dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj dan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich itu.(boy/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri: Pasti Pak Jokowi Kalah


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler