Sebuah restoran yang dilanda banjir di Thailand menjadi tempat makan yang tidak biasa. Para pecinta kuliner menikmati santapan makanan dengan kaki terendam.

Karena kebanjiran, meja dan kursi bukannya jadi kosong.

BACA JUGA: Pandora Papers Menguak Rahasia Elite Dunia, Apa Bedanya dengan Panama Papers?

Chao Phraya Antique Café justru penuh seperti biasanya bagi para pencinta santapan 'hot-pot'.

Suasana di restoran tetap terasa riang di tengah banjir, seolah tidak terjadi apa-apa.

BACA JUGA: Gawat! Indonesia Masuk Daftar Hitam Badan Antidoping Dunia, Ini Dampaknya

Para pelayan, beberapa bahkan memakai sepatu 'boots' dari karet dengan berhati-hati berjalan melewati genangan air sedalam lebih dari 50 sentimeter.

Restoran yang berlokasi di kawasan Nonthaburi, dekat Bangkok ini dibuka bulan Februari lalu.

BACA JUGA: Penjelasan Sejumlah Aturan Untuk Bisa Melakukan Perjalanan ke Luar Australia

Lokasinya pas di tepi sungai dengan arsitektur dan dekorasi yang antik, sesuai dengan suasana sekitarnya.

Badai tropis yang parah baru-baru ini, disertai hujan yang lebat telah membuat air sungai naik dan membuat restoran tergenang hampir setiap hari.

Tapi kalau tempat ini ditutup karena banjir, justru akan makin membuat pemiliknya rugi, apalagi setelah Thailand sempat memberlakukan 'lockdown' akibat pandemi COVID-19.

Tempat ini sangatlah ramai, bahkan pelanggan harus memesan tempat terlebih dahulu sebelum datang.

"Suasana yang luar biasa. Banjir malah menjadi daya tarik restoran ini. Jadi saya ingin menantang diri sendiri dan mencoba pengalaman baru ini," kata Siripoj Wai-inta, sambil menikmati makanannya.

"Jarang sekali kami bisa makan seperti ini. Ini pertama kali selama sepuluh tahun sejak banjir 2011. Jadi kami harus mencobanya," kata Jettana Boonrawd.

Pemiliknya juga menawarkan pengalaman "hot-pot surfing", karena saat ada perahu yang melewati sungai, pengunjung bisa semakin basah terkena semburan air dari sungai.

Tapi itu malah menjadi momen yang ditunggu-tunggu, yakni 15 menit sekali saat perahu melewati restoran.

Menjadi pengalaman pertama kalinya bagi presenter televisi Titiporn Jutimanon untuk datang ke restoran ini.

Awalnya ia khawatir kalau air genangan tiba-tiba naik.

"Ternyata pelanggan punya tanggapan yang bagus. Mereka senang. Kita bisa melihat suasana saat mereka menikmati makanan sambil tergenang air," katanya.

"Bencana yang berubah menjadi peluang. Itu mendorong kita untuk tetap membuka restoran dan membuat pelanggan senang."

Tapi yang terpenting, menurutnya adalah membuat pekerja di restoran senang karena mereka tetap bekerja di tengah masa ekonomi yang sulit akibat pandemi.

AP

Artikel ini diproduksi oleh Mariah Papadopoulos

BACA ARTIKEL LAINNYA... Thomas Cup: Indonesia Tak Lagi Jadi Favorit, Dianggap Masih Punya Lubang

Berita Terkait