Terharu, Mentan Modali Babinsa Ende Untuk Serap Gabah Petani

Rabu, 29 November 2017 – 17:40 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat memberikan kata sambutan di Secapa Bandung, kemarin. Foto: kementan for jpnn

jpnn.com, BANDUNG - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tampak terharu saat Komandan Kodim (Dandim) 1602 Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Letkol Kav. Suteja, melaporkan kegiatannya di beberapa desa untuk menyerap gabah petani.

Letkol, Kav. Suteja menceritakan, upaya Bintara Pembina Desa (Babinsa) beberapa desa membantu menjaga serapan gabah petani. Di Ende, petani setelah selesai panen tidak langsung menjual hasil panennya ke tengkulak atau ke Bulog.

BACA JUGA: Kementan - TNI AD Bekerja Sama Mewujudkan Ketahanan Pangan

Lanjut Suteja, petani malah menyimpan hasil pertaniannya. Biasanya, petani menjual gabahnya ketika ada kebutuhan. Akan tetapi, kadang Bulog tidak bisa menyerap sehingga Dandim berinisiatif untuk memakai uang iuran bersama.

Alhasil terkumpul Rp 10 juta yang diperuntukkan untuk membeli gabah petani saat tak bisa diserap Bulog.

BACA JUGA: Begini Rumus Mentan Tangani Stok Beras Indonesia

"Di Ende, petani enggak langsung jual hasil panennya. Tapi mereka jual kalau sudah ada kebutuhan, jadi kita harus siapkan uangnya," cerita Dandim tersebut di Secapa Bandung, kemarin Selasa (28/11).

Menteri Amran menilai apa yang dilakukan Dandim Ende bersama para Babinsa sangat hebat.

BACA JUGA: Di Depan Ratusan Prajurit TNI, Mentan Puji Moeldoko

Karena itu, dengan spontan Amran langsung meminta ajudannya menyiapkan dana pengganti. Amran langsung menyerahkan sebagian dari gajinya sebagai menteri senilai Rp 50 juta untuk diserahkan kepada Dandim Ende.

"Saya berikan Rp 50 juta agar dana tersebut bisa dikelola lagi sebagai dana bergulir untuk penyerapan gabah di sana," ujar Mentan tersebut.

Bahkan, Menteri Amran langsung memanggil Dandim untuk serah terima uang tersebut.

Mendengar itu, Menteri Amran itu juga sempat menceritakan fase kehidupannya yang relatif susah. Sejak kecil, dia terbiasa dididik disiplin karena ayahnya juga seorang prajurit berpangkat Sersan Mayor.

"Kenapa saya terharu, karena bapak saya juga seorang Dandim, bahkan untuk makan, kami haru mencari batu gunung dulu untuk dijual ke perusahaan," kenang Mentan dengan suaranya sedikit parau.

Menteri asal Makassar itu mengatakan bahwa mereka 12 bersaudara. Dengan upah yang diterima ayahnya sebagai Babinsa belum bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Mau tak mau, mesti bekerja keras hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Bisa dibayangkan gaji cuma Rp 116.000 tapi ayah kami tetap bersemangat tapi satu sisi biaya tidak cukup," ujarnya.

Dalam acara itu, Mentan Amran Sulaiman juga mendapat kejutan. Amran diajak bernyanyi bersama sebuah lagu mars Babinsa yang mengingatkan profesi ayahnya.

"Terenyuh sekaligus terharu," katanya tegas.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BKP dan WFP Memperbarui Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler