jpnn.com - JAKARTA - Sebanyak seratusan siswa Sekolah Dasar Islam (SDI) Al Azhar X, Kota Serang, Banten, memenuhi Gedung Nusantara V, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/11).
Kehadiran delegasi SDI Al Azhar disambut langsung oleh Wakil Ketua MPR H. Yandri Susanto SPt dan Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Setjen MPR Budi Muliawan SH, MH.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR Yandri Susanto Bicara Hikmah di Balik Tragedi Kanjuruhan, Menyejukkan!
Yandri mengucapkan selamat datang kepada para siswa dan guru yang datang langsung dari Serang.
“Biasanya belajar di Serang sekarang belajar di tempat ini dalam keadaan sehat,” ujar politikus dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
BACA JUGA: Analisis Yandri Susanto, Ganjar Pranowo Bisa Didukung Partai Selain PDI Perjuangan
Yandri Susanto memuji keberadaan SDI Al Azhar yang merupakan sekolah unggulan di provinsi paling barat di Pulau Jawa itu. “Guru-gurunya top,” tegas Yandri.
Menurut Yandri, sekolah ini didukung oleh berbagai fasilitas yang memadai, misalnya terpenuhinya penyediaan listrik untuk sekolah.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR dan LDII Minta Ketulusan Para Pejuang Terus Digaungkan
“Dulu saya sekolah di kampung, belum ada listrik,” tambahnya.
Untuk itu, dia berharap siswa-siswa SDI Al Azhar bisa berprestasi lebih baik. “Kalian harus lebih baik dari saya,” ujarnya memberi motivasi.
Dalam kesempatan tersebut, politikus dari Dapil II Banten itu memberikan kiat sukses kepada para siswa.
Yandri menyebut lima kiat atau cara agar para siswa bisa sukses.
Kelima kiat atau cara itu adalah taat pada Allah dan Rasul, hormat pada orang tua, jangan melawan guru, tak boleh minder, serta berdoa dan berusaha.
“Kalau kalian minder, takut, maka akan susah maju. Untuk itu ikutlah organisasi, seperti Pramuka dan OSIS,” paparnya.
Yandri pun meminta para siswa agar belajar bersungguh-sungguh, terutama yang saat ini duduk di Kelas VI karena sebentar lagi akan masuk jenjang SMP.
Dia juga meminta para siswa rajin belajar dan jangan malas karena pemimpin masa depan akan diganti oleh generasi muda.
“Presiden, anggota DPR, menteri, gubernur, bupati, dan yang lainnya akan berganti, siapa tahu kalian yang akan mengganti,” ujarnya. “Jadi miliki cita-cita yang tinggi,” tambahnya.
Alumnus Universitas Bengkulu itu juga menjelaskan saat ini para siswa berada di gedung wakil rakyat.
Disebut wakil rakyat sebab mereka yang berada di tempat ini dipilih secara langsung lewat pemilu.
Di komplek ini ada tiga lembaga negara, yakni MPR, DPR, dan DPD. “Anggota MPR merupakan gabungan antara anggota DPR dan anggota DPD,” tuturnya.
Yandri melanjutkan jumlah anggota DPR ada 575 orang. Mereka berasal dari seluruh Indonesia lewat berbagai dapil.
“Saya berasal dari Dapil II Banten yang meliputi wilayah Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota Cilegon,” ujarnya.
“Jadi saya dipilih oleh masyarakat Serang dan Cilegon. Untuk menjadi anggota DPR maka harus masuk partai politik,” imbuhnya.
Sebagai wakil ketua MPR, Yandri memaparkan perbandingan tugas dan wewenang MPR sebelum dan setelah amandemen.
Menurutnya, sebelum amendemen UUD, MPR merupakan lembaga tertinggi. MPR mempunyai wewenang memilih presiden dan wakil presiden serta menetapkan GBHN. Setelah amendemen, MPR tidak lagi mempunyai wewenang seperti itu. MPR juga bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara.
Meski demikian, lanjut Yandri, MPR masih mempunyai wewenang tertinggi, yakni menetapkan dan mengubah UUD.
“Bila dulu MPR menetapkan GBHN, sekarang MPR tengah merancang Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN). Sebelum akhir masa jabatan akan kami sahkan PPHN,” katanya.
Sementara itu, pendamping SDI Al Azhar, TB Maman Suherman mengatakan para siswa datang ke MPR untuk melakukan pembelajaran di luar sekolah, pembelajaran demokrasi.
“Setelah berada di komplek parlemen, siswa-siswa menjadi paham dan tahu tentang lembaga-lembaga perwakilan rakyat. Terima kasih kami diterima dengan baik,” ujarnya. (rls/boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi