jpnn.com, JAKARTA - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menerima keluhan dari WNI yang juga pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia Hasyim Said soal sulitnya membuat paspor.
Dia menerima keluhan saat menghadiri acara konsolidasi bersama Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) Gerindra Malaysia, Minggu (18/6).
BACA JUGA: Polisi Gagalkan Keberangkatan 27 PMI Ilegal Asal Timor Tengah Selatan
Kepada Muzani, Hasyim merasa KBRI Malaysia masih mempersulit pembuatan paspor bagi PMI ilegal yang bekerja di negeri Jiran.
Muzani merespons keluhan para PMI akan menyampaikan langsung kepada Presiden Ri Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Menaker Ida Dampingi Presiden Jokowi Kunjungi Malaysia, Ada Kabar Baik Buat PMI
Terlebih lagi, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk melayani WNI berkaitan pembuatan dokumen dan paspor.
"Namun, setelah mendapat kabar seperti ini kami prihatin dan saya akan meneruskan masalah ini kepada presiden Jokowi. Kebijakan yang baik antara kedua negara justru terhambat oleh birokrasi sendiri," kata Muzani dalam keterangan persnya, Minggu (18/6).
BACA JUGA: TNI-Polri Gerebek Markas KKB, Lihat Tuh
Wakil Ketua MPR RI itu merasa prihatin dengan munculnya keluhan dari PMI seperti Hasyim.
Sebab, negara semestinya menjamin keamanan dan kepastian bagi legalitas dokumen pekerja di Malaysia.
"Negara-negara lain mudah mengurus dokumen, tetapi kenapa ini mempersulit diri sendiri. Oleh karena itu, kami berharap KBRI dan KJRI harus membuka dan mempermudah pelayan pelayanan ini, kalau perlu digratiskan dan kalau perlu buka nonstop 24 jam," ujar dia.
Menurut Muzani, Partai Gerindra berkomitmen untuk menyelesaikan masalah PMI di Malaysia yang kesulitan memperoleh dokumen resmi.
"Jadi, yang legal dibantu, yang belum legal dibantu, jangan dipersulit," tutup Muzani.
Senada dengan Muzani, anggota DPR Fraksi Gerindra dapil luar negeri, Himmatul Aliyah juga berharap KBRI Malaysia mempermudah pembuatan paspor bagi PMI ilegal yang bekerja di Malaysia. (ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nafsu Terapis SPA Melihat Anak Perempuan WN Australia Tak Bisa Dibendung
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Aristo Setiawan