jpnn.com, JAKARTA PUSAT - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menerima kunjungan Ketua Umum PP Pemuda Persis Ibrahim Fahmi, di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (20/3).
Dalam pertemuan itu, dia mengatakan perjalanan sejarah bangsa. Menurut dia, demokrasi yang sampai saat ini terimplementasi di Indonesia adalah hasil perjuangan bersama para tokoh pemuda Muslim dan pimpinan organisasi Islam, seperti Jong Islamieten Bond hingga Mohammad Natsir seorang tokoh dan ulama Persis pimpinan Partai Masyumi.
BACA JUGA: HNW: Pemuda Harus Segera Tampil Konstruktif, Artikulatif, dan Visioner
Dia mengungkapkan konteks demokrasi sangat mulia, yakni ingin menjalani kehidupan bernegara, berkontribusi untuk kemerdekaan dan kemajuan Indonesia, sekaligus juga sebagai sarana untuk menjalankan ajaran agama.
Itu semua sesuai dengan Pancasila dari sila pertama hingga kelima.
BACA JUGA: Dialog dengan Ustazah, HNW Beber Kiprah Parlemen Perjuangkan Kemaslahatan Umat
"Sehingga sudah sangat selayaknya jika warisan bersejarah dalam hal yang terkait dengan demokrasi itu, terus dijaga dan dilanjutkan oleh generasi muda saat ini," ujarnya.
Dia menjaskan cara para pemuda Islam Indonesia harus semakin artikulatif di dalam menghidupkan demokrasi sebagai upaya melanjutkan peran bersejarah itu dengan satu tujuan, membantu umat dan bangsa, serta menjadi solusi atas berbagai masalahnya, serta menjawab berbagai peluang dan tantangannya.
BACA JUGA: Hadiri Turnamen KWP Cup Mini Soccer 2023, HNW Sampaikan Harapan untuk Pers Indonesia
Sehingga kekhawatiran akan terjadinya pembelahan warga bangsa dan berbagai krisis yang menyertainya akan semakin terminimalisir.
Apalagi, lanjut HNW, bangsa Indonesia sudah memasuki tahun politik, karena pada 2024 akan ada Pemilihan Umum.
Menurut dia, tahun itu merupakan momentum pembuktian kiprah mensejarah generasi milenial, termasuk pemuda Islam yang terhimpun dalam Pemuda Persis untuk peduli nasib umat dan masa depan bangsa.
Sebagai negara demokrasi, itulah jalur rasional dan konstitusional bagi untuk generasi milenial untuk berkiprah demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.
"Dengan kekuatan sebesar itu, generasi muda bisa ikut menentukan nasib bangsa, dengan mempergunakan kedaulatannya sebagai Rakyat dengan memilih pemimpin nasional dan daerah yang berkualitas serta wakil rakyat yang lebih baik dan jujur, profesional, dan benar-benar bekerja untuk negara dan rakyat," terang HNW.
Namun, lanjut HNW, tidak semua pemuda memiliki kepedulian.
Banyak juga yang masa bodoh, menganggap enteng hak pilihnya bisa menentukan nasib bangsa, sehingga banyak yang anti politik.
Bahkan, ada pemuda-pemuda Islam yang terpengaruh dengan pemahaman beragama yang sempit, sehingga ikut-ikutan melabeli demokrasi itu bid'ah.
Padahal demokrasi bisa jadi wasilah (sarana) memperjuangkan sunnah serta maslahat rakyat.
Oleh karena itu, HNW berharap pemuda bisa mengajak dan menularkan kepeduliannya kepada generasi muda lain yang apolitik atau tidak mempunyai kepedulian terhadap nasib umat dan bangsa yang bisa diperjuangkan melalui media demokrasi.
"Saya mempunyai keyakinan, bahwa generasi muda bisa ulangi sejarah bahkan menjawab tantangan sejarah dengan mengalahkan apatisme dikalangan generasi muda," tuturnya.
Sebab, lanjut dia, generasi muda memiliki kemampuan untuk saling mempengaruhi.
"Apalagi era ini adalah eranya kemajuan teknologi informasi seperti internet, smartphone dan media sosial,” urainya.
HNW pun mengapresiasi program dan kinerja PP Pemuda Persis yang sudah menjadwalkan adanya sekolah politik dan kerja volunter nyata dengan membina masyarakat di Pulau Nusakambangan.
"Itu bukti nyata bahwa generasi muda Muslim tetap cinta bangsa dan negara, dan bisa memberikan kontribusi yang berkualitas dan bermanfaat untuk NKRI,” pungkasnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... HNW Ajak Pemuda Hidayatullah Persiapkan Diri untuk Sambut Indonesia Emas 2045
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian