jpnn.com - PURWAKARTA - Sebanyak 10 kepala keluarga di Kampung Madang, Desa Kertamanah, Kecamatan Sukasari, dievakuasi Satuan Polisi Air Polres Purwakarta, Kamis (9/4). Hal ini dilakukan karena lokasi tempat tinggal mereka berada di tengah Waduk Jatilihur, yang kondisi airnya sepekan terakhir meningkat.
"(Yang dievakuasi) Semuanya anak dan ibu-ibu. Mereka semua telah bertahan selama seminggu di kediamannya masing-masing dengan kondisi rumahnya yang terendam dan mereka sekarang sudah dievakuasi," kata Kepala Unit Gakkum Polair, Brigadir Suryadi di Waduk Jatiluhur, Kamis (9/4).
BACA JUGA: Pengendali Bisnis Sabu dari Lapas Divonis Penjara 12 Tahun
Banjir yang merendam sedikitnya 50 rumah warga yang mendiami daratan di tengah waduk itu terjadi hampir setiap tahunnya. Apalagi, saat tinggi muka air (TMA) Waduk Jatiluhur tengah meningkat seperti sekarang ini yang mencapai 107.74 mdpl.
"Dari warga yang dievakuasi, tak ada korban jiwa," katanya.
BACA JUGA: Meningkat, Janda Muda Menikah Lagi
Lebih memprihatinkan lagi, di antara warga yang dievakuasi, terdapat perempuan hamil sembilan bulan dan tinggal menunggu hari untuk melahirkan.
"Ada perempuan hamil dari warga yang dievakuasi. Dia bingung karena banjir dan suaminya pergi bekerja," katanya.
BACA JUGA: Bupati Ancam Pecat Tiga PNS yang Terlalu Lama Membolos
Kini, korban banjir itu dievakuasi ke kantor Kecamatan Sukasari dengan menyebrang danau sepanjang 200-400 meter menggunakan perahu nelayan. Susi (26), perempuan hamil besar sembilan bulan, mengaku waswas dengan kondisi di sekitar rumahnya yang sepanjang hari terendam air.
"Sekarang baru dipindah ke tempat aman, sejak kemarin khawatir kalau ada apa-apa," ujar Susi.
Apalagi, kata dia, setiap malam jika terjadi hujan deras, TMA Waduk Jatiluhur semakin meningkat.
"Dan airnya masuk ke rumah. Sedangkan di rumah cuma saya saja," kata dia.(din/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mudah Emosi, 60 Polisi Dilarang Bawa Senpi
Redaktur : Tim Redaksi