Terjemahan bahasa Inggris dialog serial Korea Selatan produksi Netflix yang tengah populer, Squid Game, telah memicu kontroversi di internet.
Beberapa orang Korea berpendapat pesan penting hilang dalam versi yang sudah dialihsuarakan atau dibuat subjudul atau teks ke bahasa Inggrisnya.
BACA JUGA: Ye Bingchen, Bintang Kung Fu Austrlia Tembus Industri Film Hollywood
Squid Game adalah serial mengenai sekelompok orang yang masuk dalam permainan untuk bisa bertahan hidup di sebuah pulau tepencil, yang pemenangnya akan mendapat hadiah uang tunai dengan jumlah sangat besar.
Serial thriller ini dirilis di Netflix bulan lalu dan menjadi acara paling populer di lebih dari 90 negara, dan kemungkinan akan menjadi program 'streaming' yang paling banyak ditonton.
BACA JUGA: Alexander Meninggal Karena Minum Pil yang Dibeli di Snapchat, Ibunya Menuntut
Tetapi beberapa orang mengatakan penonton yang tidak berbahasa Korea kehilangan makna dalam dialog aslinya, juga aspek yang mengembangkan karakter.
Komedian yang berbasis di New York, Youngmi Mayer, termasuk di antara mereka yang mengkritik terjemahan Netflix lewat akun Twitter-nya.
BACA JUGA: Angka Penularan COVID-19 di Melbourne Diperkirakan Akan Terus Meningkat Dalam Beberapa Hari ke Depan
"Jika kamu tidak mengerti bahasa Korea, kamu tidak benar-benar menonton acara yang sama," tulisnya.
"Terjemahannya sangat buruk. Dialognya ditulis dengan sangat baik dalam bahasa Korea dan tidak ada satu pun yang dijaga [dalam bahasa lain]," ujarnya.
Youngami kemudian membuat video TikTok yang menyoroti adegan tertentu dari Squid Game.
Salah satunya dialog vulgar dari karakter bernama Han Mi-nyeo yang menjadi diperhalus.
"Yang sebenarnya ia mengatakan, 'Apa yang kamu lihat?', [tapi di terjemaha ia] mengatakan, 'Pergi,'" kata Youngami.
"Hampir semua yang dia katakan dipersingkat dalam terjemahan."
Tetapi pengguna Twitter lain, yang menggunakan nama Seoulocello, mengatakan "sangat frustrasi" melihat video TikTok tersebut sudah "menyebarkan gagasan yang salah jika Squid Game diterjemahkan secara buruk".
"Subtitle-nya bagus, dan saya mengatakan ini sebagai penutur asli bahasa Korea," katanya.
Seoulocello mengatakan kritik Youngami lebih diarahkan pada 'closed caption', yang mencerminkan dialog Squid Game versi bahasa Inggris, sedangkan teks bahasa Inggris lebih dekat dengan dialog asli Korea.
Fitur 'closed caption' lebih ditujukan bagi penonton yang tak bisa mendengarkan audio, sehingga aspek lain dari musik latar belakang, dialog, efek suara, dideskripsikan lewat tulisan.
Karenanya 'closed caption' lebih ringkas daripada teks. 'Tidak dapat diterjemahkan' membuat perbedaan
Jinhyun Cho, dosen senior bidang ilmu penerjemahan Macquire University, mengatakan meski pun ada beberapa "kelalaian kecil" dalam Squid Game, terjemahan Netflix untuk program Korea "secara keseluruhan, sangat bagus".
"Dari pengalaman saya, ini jauh lebih rumit daripada kompetensi satu penerjemah," katanya.
Dr Jinhyun mengatakan tidak ada terjemahan yang sempurna, dan perbedaan dalam dialog bukan juga hal yang mengejutkan karena banyak kata, frasa, atau konsep yang "tidak dapat diterjemahkan" dari satu bahasa ke bahasa lain.
"Tidak sebatas bahasa Inggris dan Korea, tetapi antara bahasa Inggris dan Jepang, atau bahkan antara bahasa Korea dan Cina," katanya.
"Selalu ada hal-hal yang tidak dapat diterjemahkan dengan sempurna."
Misalnya, dalam budaya Korea, orang biasanya memanggil seseorang dengan sebutan tertentu untuk menghormati, bukan dengan nama, dan hal itu tergantung dengan usia, jenis kelamin, dan status sosial.
"Orang-orang tidak menyebut satu sama lain dengan nama di Korea, kecuali kalau teman dekat dan seumuran," kata Dr Cho.
"Ada hierarki berdasarkan usia, jadi seseorang yang bahkan satu tahun lebih tua, kemudian kita memanggil dengan Namanya saja, maka bisa dianggap sangat kasar."
"Kita perlu menggunakan sebuah gelar … untuk mengekspresikan rasa hormat. Seringkali dalam drama Korea, ada gelar tertentu yang harus digunakan pria yang lebih muda untuk pria yang lebih tua, dan sebaliknya.
"Karenanya tidak mungkin menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris, karena tidak ada terjemahannya."
Bagi beberapa orang daya tarik dari film Squid Game menunjukkan tema universal yang dieksplorasi dalam drama Korea bisa menembus pasar tertentu dengan referensi budaya yang khusus.
"Mirip dengan cerita film Parasite, tema universal ketidaksetaraan sosial yang disebabkan oleh kapitalisme … mungkin dengan cepat menarik warga di seluruh dunia dalam cerita Squid Game," kata Jihee Kim, direktur Pusat Kebudayaan Korea di Sydney.
"Orang-orang sudah akrab dengan genre 'death game'. Meski demikian, saya percaya penambahan variasi gaya Korea ke dalam drama adalah salah satu faktor yang mendorong ketertarikan global."
"Permainan tradisional Korea seperti permainan Ddakji-chigi, permainan dalgona, dan permainan menggunakan manik-manik atau bebatuan, yang sudah biasa bagi orang Korea, bisa jadi baru bagi orang asing, yang sepertinya juga menarik bagi penonton di dunia barat." 'Konglish' sekarang masuk dalam kamus bahasa Inggris
Bulan lalu, Oxford English Dictionary mengumumkan penambahan 26 kata baru yang berasal dari bahasa Korea.
Termasuk K-drama, yang didefinisikan sebagai: "Serial televisi dalam bahasa Korea dan diproduksi di Korea Selatan".
Ada pula "mukbang", yang berarti video yang menampilkan "seseorang yang makan dalam jumlah besar dan berbicara dengan penonton", dan "oppa", yang merupakan kakak laki-laki tertua dari perempuan tapi bisa juga digunakan "sebagai bentuk sapaan hormat, atau istilah sayang, hingga bisa diperluas artinya untuk mengacu pada teman laki-laki atau pacar yang lebih tua".
Ada pula istilah "Konglish", yang didefinisikan oleh Oxford Dictionary sebagai "campuran bahasa Korea dan Inggris".
Ini termasuk "skinship", yang berarti "menyentuh atau kontak fisik yang dekat antara orang tua dan anak atau … antara kekasih atau teman", dan "fighting", sebuah seruan yang digunakan untuk "mengekspresikan dorongan, hasutan, atau dukungan: 'Ayo!' atau 'Lakukan!'."
'Fighting' ironisnya adalah salah satu istilah yang tidak dapat diterjemahkan yang sering digunakan dalam K-drama, meskipun berasal dari bahasa Inggris, kata Dr Cho.
"Saya perhatikan di Netflix [drama Korea] orang menggunakan 'cheer up', tapi itu tidak sama [seperti dalam bahasa Inggris]," katanya.
Jihee mengatakan ada sekitar 600 pelajar bahasa Korea di Pusat Kebudayaan Korea setiap tahun, dan lebih dari setengahnya mengatakan mereka jadi tertarik dengan Korea setelah menonton drama Korea.
"Saya yakin drama dan film Korea, serta K-pop, mendapatkan pengikut dan basis penggemar yang kuat di Australia," katanya.
Jihee mengatakan 'Korean wave' atau gelombang Korea baru didefinisikan di Kamus Oxford sebagai "bangkitnya minat internasional soal Korea Selatan dan budaya populer yang terjadi pada akhir abad 20 dan 21" dan ini belum berakhir.
"Dengan kesuksesan Squid Game, ada harapan besar untuk konten berkualitas tinggi yang menggabungkan genre yang lebih beragam, diceritakan secara indah, dan visual yang berbeda," katanya.
Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi dari laporannya dalam bahasa Inggris
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Warga Menghadiri Sesi Informasi COVID-19 Bagi Warga Multikultural di Australia Selatan