Ye Bingchen datang ke Australia untuk belajar dan mencari pekerjaan kantoran. Tapi sekarang ia menjadi tokoh pahlawan dalam film.

Orang tuanya di Tiongkok tadinya ingin Ye bekerja di bank atau perusahaan keuangan, tapi setelah pindah ke Adelaide sembilan tahun lalu, ia memenangkan serangkaian kejuaraan seni bela diri internasional dan menjadi master kung fu.

BACA JUGA: Alexander Meninggal Karena Minum Pil yang Dibeli di Snapchat, Ibunya Menuntut

Ye kini menjadi tokoh 'superhero' untuk film Marver terbaru, yakni Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings. .

Perannya adalah sebagai prajurit pemanah yang bertarung bersama bintang Amerika Awkwafina.

BACA JUGA: Angka Penularan COVID-19 di Melbourne Diperkirakan Akan Terus Meningkat Dalam Beberapa Hari ke Depan

Dimulai dari Bruce Lee dan Jackie Chan

Ye memulai karirnya di dunia kung fu saat ia masih kecil, terinspirasi dalam film aksi yang dibintangi aktor legendaris Jackie Chan dan Bruce Lee.

"Kurang lebih, setiap orang yang mulai berlatih seni bela diri dibesarkan dengan menonton film kung fu dan bermimpi menjadi pemain," katanya.

BACA JUGA: Ratusan Warga Menghadiri Sesi Informasi COVID-19 Bagi Warga Multikultural di Australia Selatan

"Banyak yang bermimpi dengan kung fu, tapi saya tidak yakin berapa banyak yang mewujudkannya."

Ye menghabiskan masa remajanya dengan berlatih beberapa gaya kung fu, termasuk Bajiquan, yang dikenal gerakannya yang menghentak, serta Tai Chi yang berfokus pada keseimbangan.

"Saya biasanya kalau tidak bersama guru saya Latihan kung fu, bermain video game dengan anak-anak lain," katanya.

Saat itu Ye tidak tahu jika waktu yang ia habiskan selama berjam-jam untuk latihan kung fu akan mewujudkan impiannya. 'Sebuah terobosan sejarah'

Meskipun tidak memiliki kenalan di dunia film, Ye mendapatkan peran pertamanya di Hollywood lewat film Mortal Kombat, setelah melihat iklan casting online untuk film yang diproduksi di Adelaide.

Dia juga bekerja sebagai koreografer seni bela diri untuk beberapa produksi lainnya.

Namun kesempatan tampil sebagai 'superhero' keturunan Asia pertama dalam serial Marvel adalah menjadi sebuah mimpi yang jadi kenyataan.

"Ini yang terbaik dalam sejarah Marvel, sebuah terobosan sejarah," katanya.

"Ini tidak hanya melibatkan aktor Asia, tetapi juga menggabungkan elemen budaya Tiongkok ke dalam sebuah film dan adegan aksi dan pertarungan."

Ye bergabung dengan produksi film Marvel setelah dihubungi oleh direktur casting asal Australia.

"Saya lulus tes layar untuk peran pendukung dengan beberapa dialog di film, tetapi peran itu kemudian dihapus," kata Ye.

"Untungnya, saya lulus tes layar adegan aksi, jadi saya mendapat kesempatan untuk bergabung dengan film sebagai pemain aksi."

Ye mengatakan dia merasa bangga menjadi bagian dari kru lokal Tiongkok-Australia, bekerja baik di depan kamera sebagai pemain aksi, sementara di belakang kamera ia melakukan tes kostum dan adegan aksi.

"Pengakuan kung fu saya oleh tim dari Hollywood dan memainkan peran dalam film 'superhero' Marvel pertama yang tokoh utamanya keturunan Asia jadi kenangan berharga," kata Ye.

"Menjadi sebuah pengalaman yang tidak terlupakan dalam hidup saya," ujarnya. 'Tak bisa menjadi apa yang tak bisa dibayangkan'

Syuting film yang berlangsung di Sydney, memiliki jadwal yang melelahkan, karena dalam beberapa hari bisa berlangsung hingga 14 jam.

"Saya bekerja sekitar enam bulan di tahun 2020, dan dengan peran sebagai prajurit pemanah, saya harus menarik busur lebih dari seratus kali setiap hari," katanya.

"Tantangannya adalah melelahkan dan nyeri otot setelah mengulangi satu gerakan dalam jangka waktu yang lama."

Film Marvel ini menjadi salah satu film terbesar tahun 2021, yang mendominasi box office di seluruh dunia. [Video]

Kritikus film dan TV asal Tiongkok di News Corp, Wenlei Ma, mengatakan adanya tokoh keturunan Asia seperti Shang-Chi d Marvel sangatlah penting.

"Ada pepatah lama yang mengatakan Anda tidak bisa menjadi apa yang tidak Anda bayangkan," katanya.

"Tapi mungkin ada orang di luar sana, seperti, 'Saya ingin menjadi aktor dalam di film yang bernilai $200 juta' dan itu benar-benar meyakinkan kita." Melatih generasi selanjutnya

Sekarang filmnya sudah selesai, Ye kembali ke sekolah kung fu miliknya di Adelaide, yang sebelum pandemi memiliki sekitar 300 siswa.

"Mengajar adalah salah satu hal favorit saya, saya selalu senang berbagi keterampilan dengan siswa dan orang yang berbeda," katanya.

Salah satu keterampilan yang paling disukai Ye saat mengajar melakukan 'nunchaku', obsesi masa kecilnya yang dipopulerkan oleh Bruce Lee pada 1970-an.

Ye mengatakan kelas kung fu-nya di Australia tidak terlalu mengikuti gaya tradisional di Tiongkok.

Sebaliknya, ia menggunakan humor dan sains untuk membuat anak-anak tetap fokus.

Di saat Ye berencana untuk terus mengajar, ia juga berharap untuk mendapatkan lebih banyak pekerjaan dalam produksi film aksi dan koreografi seni bela diri.

"Saya suka menjadi seniman bela diri dan pekerjaan sebagai pemain film aksi," katanya.

"Namun, bekerja untuk film lebih menantang. Karena harus terlihat cantik, tapi secara bersamaan terlihat nyata bagi para penonton."

Sekarang kedua orang tuanya sudah menerima pilihan yang diambil oleh Ye, meski tidak sesuai keinginan mereka. 

"Orang tua saya melihat kung fu lebih seperti hobi, bukan karier saya," ujarnya.

"Tapi mereka sangat mendukung pilihan saya untuk bekerja di dunia seni bela diri setelah melihat prestasi saya."

Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi dari laporannya dalam bahasa Inggris  

BACA ARTIKEL LAINNYA... Seperti China, Australia Mendukung Agar Hak Paten Vaksin COVID-19 Dihapus

Berita Terkait