Program character building atau penggemblengan ala militer bagi para atlet dan ofisial yang akan berlaga dalam SEA Games berakhir kemarin (19/5)Selama dua minggu mereka ditempa dengan berbagai latihan di markas Kopassus, Batujajar, Bandung
BACA JUGA: Preman Rampas Surat Eksekusi, Polisi Rampas Senpi
Bagaimana kesan mereka" Adakah yang tak lulus"------------------------------ ---
RAGIL UGENG, Bandung
------------------------------ --
Gemuruh tawa membahana di gedung serbaguna markas Kopassus, Batujajar, Bandung, kemarin siang
BACA JUGA: Christina Sunardi, Dosen Gamelan di University of Washington, Seattle, AS
Di layar terlihat bagaimana konyol dan lucunya para atlet serta ofisial pelatnas proyeksi SEA Games tersebut saat menjalani latihan character building di markas KopassusAdegan-adegan lucu itu mulai salah baris-berbaris, makan yang terburu-buru, hingga ketika mereka mengenakan baju ala pocong saat malam
BACA JUGA: Dodong Kodir, 15 Tahun Menekuni dan Menciptakan Alat-Alat Musik dari Limbah
Gelak tawa dan keriangan tersebut dilengkapi lantunan lagu-lagu nasional bertempo cepat dari audio di samping layar.Tak lama berselang, suasana berubah menjadi syahduYakni, ketika lagu yang diperdengarkan berganti berirama lambat, berjudul Rayuan Pulau KelapaSelanjutnya, para pemain dan ofisial dipanggil satu per satuMereka berbaris, lalu berjalan menaiki panggungPersis sebuah prosesi wisuda sarjanaSaat itu, si MC menyebutkan nama lengkap satu per satu atlet dan ofisial serta cabang olahraga (cabor)-nyaSetelah prosesi tersebut kelar, gemuruh kembali membahanaMereka berjoget dan bernyanyi diiringi electone
Siang itu memang tak ubahnya sebuah wisuda bagi para atlet dan ofisial pelatnas cabor proyeksi SEA Games 2011 gelombang XPada kesempatan tersebut, 79 atlet dari delapan cabor akhirnya dinyatakan lulus setelah dua minggu menjalani character buildingMereka adalah gelombang terakhir yang mengikuti program itu
Prima (Program Indonesia Emas) memang mewajibkan seluruh atlet dan ofisial yang tergabung dalam pelatnas proyeksi SEA Games 2011 untuk menjalani program ala militer tersebut.
Bagaimana kesan para atlet? "Salah satu yang mengesankan adalah ketika makanPada awal-awal masuk ke sini, kami hanya makan selama empat menitanJadinya, pas ngunyah makanan sambil minum juga," ungkap Galuh Desi Ari, atlet sepak takraw.
"Saya kesusahan kalau harus lapor ke komandanSuara saya kan serak dan tidak keras banget, tapi disuruh laporan dengan suara yang kerasNgerasa-nya tersiksa juga," ujar Okto Maniani, winger timnas sepak bola.
Aturan tidur juga membuat para atlet itu kagetSebab, selama di markas Kopassus, mereka mesti bangun pukul empat pagiPadahal mereka baru tidur pukul 12 malamKondisi itu bisa berubah saat mereka harus menjalani jurit malam di Situ Lembang
Di sana, mereka mesti berjalan per dua orang di tengah hutan nan gelap gulitaJuga, harus menahan dingin yang menusuk tulang ketika diwajibkan berendam di Situ Lembang di tengah malam.
Meski terkesan ekstrem, toh banyak juga yang kuatBukan hanya yang muda, sosok-sosok yang sudah tua pun kuat dengan aturan dan disiplin ala tentara itu"Saya seperti mimpi bisa bertahan hingga dua minggu di KopassusSelama tiga hari pertama rasanya pengin pulang terusTernyata saya tidak sakit meski tidurnya kurang dan mesti berendam di air yang sangat dingin di tengah malam," ujar Satia Bagdja, pelatih fisik timnas sepak bola.
Namun, ada juga beberapa atlet yang tak kuat dan memilih kaburDi antaranya adalah striker timnas Indonesia Irfan Bachdim serta winger Kim Jeffrey Kurniawan yang hanya sanggup bertahan selama tiga hariKetatnya disiplin serta kehidupan ala militer ternyata membuat bendungan pertahanan mereka jebol.
Keduanya akhirnya baru bergabung ke Kopassus sehari sebelum wisudaMeski hanya bergabung selama tiga hari, mereka tetap dinyatakan lulus"Saya minta maaf karena tak bisa mengikuti program ini hingga akhir," kata Irfan.
Selama di markas Kopassus, para atlet dan ofisial pelatnas memang mesti menjalani hari-hari tak ubahnya seorang tentaraSetelah bangun pukul 04.00, mereka langsung menjalankan ritual agama masing-masing, senam pagi, dan dilanjutkan makan pagiSetelah itu, mereka bakal dijejali berbagai pelajaran yang berorientasi wawasan Nusantara
Siangnya, setelah makan siang dan ritual keagamaan, mereka menjalani sesi game-game serta latihan yang dirancang untuk meningkatkan kebersamaan serta kekompakanDi antaranya, menuruni wall panjat dinding maupun flying fox
Mereka juga tak bisa seenaknya berkomunikasiPara mentor dari Kopassus memang menyita semua alat komunikasi milik para atlet dan ofisialKomunikasi hanya bisa dilakukan saat pesiar, yakni setelah makan malam
"Di sini sudah lupa hari dan tanggalPokoknya yang diinget tiap hari hanya latihanTiba-tiba saja kok udah mau pulang kayak sekarang (kemarin)Awalnya menyiksaTapi, ngangenin juga kalau diinget-inget," ujar Hie Ivana, peboling andalan Merah Putih
"Programnya benar-benar melelahkanRasanya saya seperti menjadi aktor di film perang yang sering saya lihat," kata Ruben Wuarbanaran, bek naturalisasi asal Belanda.
Setelah seminggu menjalani latihan di Batujajar, atlet dan ofisial tersebut akan diinapkan di Situ LembangDi situlah banyak kejadian yang benar-benar bakal mereka ingat seumur hidupBukan hanya jurit malam, melainkan juga bagaimana bertahan hidupAda kalanya mereka mesti menangkap ular, lalu membakarnya untuk kemudian dimakan bareng-bareng
"Saya itu takut kegelapan dan ketinggianMakanya, pas jurit malam atau menuruni wall, saya benar-benar takut setengah mati," ucap Yongki Ariwibowo, striker timnas.
Meski begitu, dia mengaku tak jera mengikuti berbagai kegiatan di BatujajarDia menyatakan siap jika suatu saat dipanggil guna menjalani character building seperti ituAlasannya, program tersebut dianggap sebagai pijakan demi menggapai cita-cita"Setelah dari sini, saya ingin menjadi tentara," tegas Yongki(c5/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ke Ground Zero Pascatewasnya Osama bin Laden
Redaktur : Tim Redaksi