Terlalu Berlebihan Anggap PT 20 Persen Menggiring Calon Tunggal

Sabtu, 22 Juli 2017 – 14:57 WIB
Jokowi saat masa kampanye Pilpres 2014. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilu sudah disahkan menjadi undang-undang. Salah satu yang diputuskan adalah presidential threshold (PT) atau ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional.

Muncul anggapan bahwa PT 20-25 persen sebagai upaya untuk menggiring calon tunggal pada Pilpres 2019.

BACA JUGA: Gerindra Serukan Rakyat Indonesia Boikot Pilpres 2019, Anda Setuju?

Namun, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ace Hasan Syadzily membantah anggapan tersebut. Bahkan, menurut dia, itu merupakan anggapan yang terlalu berlebihan.

"Ya, saya kira terlalu berlebihan ya, mencurigai bahwa disahkan undang-undang ini akan menggiring pada satu calon tunggal," kata Ace dalam diskusi 'Setelah DPR Memilih 20%' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/7).

BACA JUGA: Pilpres 2019, tak Mungkin Lima Pasang Capres-Cawapres

Pasalnya, Ace menjelaskan, ketika pembahasan di di Pansus RUU Pemilu, mereka menghindari betul ‎calon tunggal pada Pilpres 2019. Ace merupakan salah satu anggota Pansus RUU Pemilu.

Lagi pula, menurut Ace, tidak mungkin hanya satu calon yang maju pada Pilpres 2019. Dia mengatakan, paling banyak tiga calon bakal bersaing pada 2019.

BACA JUGA: Jika Pilpres 2019 Muncul Calon Tunggal, LE: Kita Anggap Kehendak Tuhan

"‎Saya kira kalau melihat (PT) 20 persen, maksimal tiga calon dan partai yang ada sekarang boleh mencalonkan, selagi memenuhi persyaratan 20 persen kursi atau 25 persen suara nasional," ungkap Ace. (gil/jpnn) ‎

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra: PT 20 Persen Setting dari Jokowi dan Tauke-Taukenya


Redaktur & Reporter : Gilang Sonar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler