jpnn.com - JAKARTA – Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta sektor industri yang boros energi segera melaksanakan alih teknologi yang lebih efisien. Di antara puluhan jenis industri, pemerintah mencatat ada delapan jenis yang boros energi. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Haris Munandar menyebutkan, berdasar kajian, saat ini masih terdapat delapan sektor industri yang rakus energi.
’’Yaitu, industri semen, pupuk dan petrokimia, besi dan baja, pulp dan kertas, tekstil, keramik, minyak goreng, serta gula,’’ ujarnya kemarin (15/2).
BACA JUGA: Jangan Marah Kalau Ada yang Bilang KMP Macan Ompong
Setelah 700 perusahaan di delapan jenis industri tersebut diaudit, secara agregat emisi CO2-nya melebihi batas normal. Yakni, mencapai 114,41 megaton ekuivalen.
’’Karena itu, pemerintah perlu mendorong konservasi energi dan pengurangan emisi di delapan sektor industri itu,’’ lanjut Haris.
BACA JUGA: Tantangan Luhut Bikin DPR Diam Seribu Bahasa
Kemenperin berharap industri-industri tersebut secepatnya melakukan alih teknologi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dan mendorong daya saing industri nasional.
’’Selain daya saing industri, kita meningkatkan kelestarian lingkungan,’’ tegasnya.
BACA JUGA: Kapolri Sebut Sumber Info Teror Sianida
Ini akan sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi GRK pada 2020 hingga 41 persen dengan bantuan internasional dari sumber daya nasional. Komitmen itu ditetapkan dalam Peraturan Presiden No 61/2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) yang terbit pada 20 September 2011.
Haris menyatakan, industri adalah salah satu penyumbang emisi GRK terpenting. Sumber-sumber emisi GRK dari bidang industri meliputi penggunaan energi, proses industri, serta pengolahan limbah industri. ’’Artinya, sektor industri berperan penting menurunkan emisi GRK untuk mitigasi perubahan iklim,’’ terangnya. (wir/c14/oki/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenpar Luncurkan Iklan Pariwisata di 14 Kota
Redaktur : Tim Redaksi