Ternyata, Inhaler Berbahaya buat Anak-anak

Sabtu, 28 Juni 2014 – 14:01 WIB

jpnn.com - OBAT hirup atau inhaler seringkali digunakan untuk meringankan gejala asma, termasuk anak-anak. Namun sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa obat jenis tersebut justru dapat memperburuk kondisi kesehatan terutama pada anak.

Para peneliti mengadakan penelitian pada obat yang mengandung salbutamol, yang populer dengan nama ventolin, inhaler berwarna biru, dan salmeterol, yang terdapat dalam advair.
Obat produksi GlaxoSmithKline kurang efektif pada anak-anak dengan gen tertentu, dan pada beberapa kasus justru membuat kondisinya makin buruk.

BACA JUGA: Red Wine Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Para ahli mengatakan dengan mengetahui kondisi genetik anak sebelum melakukan pengobatan asma akan lebih efektif menekan biaya pengobatan.

"Ini pertanyaan yang ada di seluruh dunia, jadi kita harus mencari jawabannya," kata peneliti, Somnath Mukhopadhyay, seperti dilansir laman Daily Mail, Jumat (27/6).

BACA JUGA: Kiat Seks Tetap Menyenangkan Setelah Melahirkan

Salbutamol atau yang di AS disebut sebagai aluterol sangat umum digunakan untuk mengatasi asma.

Badan regulasi obat-obatan AS sebelumnya telah memberi peringatan bahwa obat asma seperti Advair dan Serevent, yang juga produksi Glaxo, malah dapat meningkatkan risiko asma pada beberapa pasien.

BACA JUGA: Goda Wanita, AXE Luncurkan Dark Temptation & Gold Temptation

"Albuterol atau salbutamol adalah obat yang banyak digunakan di dunia, murah dan populer, dan itu sebenarnya merupakan obat yang bagus, saat ia berfungsi," kata Mukhopadhyay lebih lanjut.

Penderita asma di seluruh dunia diperkirakan berjumlah 300 juta orang, dan penyakit yang umum menyerang anak-anak. Gejala yang muncul adalah bersin-bersin, nafas pendek, batuk, dan sakit di dada.

Penelitian yang dilakukan di Inggris terhadap anak berusia 3 hingga 22 tahun menunjukkan pasien asma yang menggunakan inhaler setiap hari, dan memiliki varian gen yang disebut Arg16 memiliki risiko 30 persen lebih tinggi mendapat serangan asma dibanding dengan anak yang memiliki gen biasa.

Mereka dengan gen tersebut menunjukkan 70 persen peningkatan serangan asma. Sedangkan bagi anak-anak yang setiap hari menggunakan inhaler serangan asmanya bahkan lebih parah.

Kini mungkin adalah saat yang tepat untuk bertanya apakah efektif untuk memberikan resep yang sama pada anak-anak dengan gejala penyakit sama, atau mungkin harus melakukan screening genetik sebelum memberikan pengobatan.

Studi ini, yang telah dipublikasikan di American Academy of Allergy, Asthma and Immunology.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Flypower, Olahraga Perbaikan Tubuh dan Tulang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler