Ternyata jadi Mayat Bukan Karena Kena Setrum

Jumat, 02 Maret 2018 – 00:36 WIB
Jajaran kepolisian meninjau lokasi kejadian pembunuhan di saluran irigasi, Desa Bara, Kecamatan Woja, Dompu, Kamis (28/2). Foto: POLDA NTB FOR LOMBOK POST

jpnn.com, MATARAM - Polisi berhasil mungungkap misteri penemuan mayat di saluran irigasi Desa Bara, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, NTB.

Mayat yang awalnya diperkirakan meninggal akibat terkena setrum listrik, ternyata merupakan korban pembunuhan.

BACA JUGA: Bu Guru Tega Habisi Tiga Anak Sendiri, Konon Ini Motifnya

Dari hasil autopsi Biddokkes Polda NTB, mayat tersebut meninggal dunia sekitar 12 hingga 15 hari yang lalu.

Penyebab kematiannya akibat benturan benda tajam dan tumpul. Ini terlihat dari bekas bacokan di tulang punggung dan tangan yang patah.

BACA JUGA: Eks Wakapolda Tewas, Silet Ada Bercak Darah Masih Misteri

”Pada tubuh korban juga tidak ditemukan adanya sengatan listrik,” kata Kabidhumas Polda NTB AKBP Tri Budi Pangastuti, Kamis (1/3).

Hasil autopsi kontras dengan pernyataan tujuh orang yang sebelumnya memberi kesaksian. Yakni Irfan, 18 tahun; Amir, 19 tahun; Herman, 21 tahun; Usman; Rambo, 22 tahun; Supri, 28 tahun; dan Mus, 29 tahun.

BACA JUGA: Pembunuh Mantan Wakapolda Sumut Orang Dalam? Ada 4 Fakta

Ketujuhnya menyatakan jika korban meninggal karena tersengat listrik yang dipasang di sekitar kandang ayam. Pemasangan listrik itu guna menghalau binatang liar yang memangsa ternak.

Nah, ketika dihadapkan dengan hasil autopsi, pelaku tak berkutik. Satu per satu mereka mengakui perbuatannya. ”Rambo duluan yang mengaku, setelah itu enam orang lainnya ikut mengaku juga,” ujar dia.

Dugaan pembunuhan ini berawal ketika Amir melihat korban hendak mencuri ayam di kandang. Dia kemudian memanggil rekannya Irfan, lalu mengejar korban yang berlari berlainan arah.

Setelah beberapa menit saling berkejaran, Amir berhasil menangkap satu orang, yakni Topan (korban).

Terjadi saling pukul antara keduanya. Tak lama, Amir mengeluarkan parang yang sudah dia bawa.

Dengan senjata tajam tersebut, dia membacok punggung dan pinggan korban, masing-masing sebanyak tiga kali.

Sementara itu, Irfan berhasil menghentikan korban lainnya (belakangan diketahui bernama Imran) dengan cara membacok pundak korban sebanyak tiga kali. Ketika korban terjatuh, dia melanjutkan dengan melayangkan senjata tajamnya ke tangan dan kaki korban.

”Dua orang yang mengaku membacok korban,” katanya.

Bagaimana peran pelaku lainnya? Untuk Rambo, dia diketahui membantu mengangkat mayat korban dari TKP dan membuangnya ke saluran irigasi.

Sementara Usman, Herman, Supri, dan Mus, mengetahui adanya mayat di TKP. Tetapi mereka tidak melaporkan kepada pihak berwajib.

”Empat orang terakhir itu juga ikut membuang mayat ke dalam saluran irigasi,” ujar dia.

Setelah penemuan mayat Selasa (27/2), massa yang berasal dari keluarga dan rekan korban sempat melempar bom molotov ke arah kandang ayam. Akibatnya, enam kandang dan rumah penjaga terbakar.

”Tapi berhasil kita halau dan api juga berhasil dipadamkan,” kata Tri Budi.

Setelah kejadian tersebut, kepolisian tetap melakukan penjagaan di sekitar TKP. Mereka juga mengimbau warga untuk tidak terprovokasi. ”Sekarang situasinya kondusif,” pungkas dia. (dit/r10)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Eks Wakapolda Tewas, Anjing Pelacak Berhenti di Parkiran


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler