jpnn.com, PANGKALPINANG - Sejumlah sekolah di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung mulai melaksanakan uji coba kegiatan belajar tatap muka.
Menanggapi hal itu, anggota DPRD Pangkalpinang Rio Setiady meminta pemerintah kota mengawasi secara ketat.
BACA JUGA: Tak Tanggung-tanggung, Panglima TNI Sampai Mengerahkan 63 Ribu Prajurit
Pasalnya, jumlah kasus COVID-19 masih tinggi.
"Kami minta pemkot melalui Dinas Pendidikan Pangkalpinang mengawasi secara ketat SD dan SMP yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka, mengingat kasus positif COVID-19 di kota itu masih tinggi," ujar anggota DPRD Pangkalpinang Rio Setiady, di Pangkalpinang, Senin (26/7).
BACA JUGA: Angka Kematian Meningkat Signifikan, Puan Mengingatkan Pemerintah
Pandemi Covid-19 sampai saat ini masih berlangsung dan Pangkalpinang masih menjadi zona risiko tinggi.
Tercatat masih ada tambahan kasus sekitar 100 orang positif per hari.
BACA JUGA: Pemerintah Perpanjang PPKM, Presiden Dengar Seruan Partai Demokrat?
Meski demikian, kota ini belum ditetapkan sebagai daerah PPKM level 4.
"Dengan pertimbangan masih tingginya tambahan kasus per hari, kami minta pemkot mempertimbangkan kembali kebijakan pembelajaran tatap muka."
"Saat ini dalam kondisi kondisi darurat, keselamatan jiwa adalah hal yang utama," ucapnya.
Menurut dia, penularan virus tidak bisa diprediksi dan terjadi sangat cepat.
Diharapkan seluruh masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan meminimalisir risiko penularan.
"Hari ini bisa jadi Covid-19 varian baru sudah ada di sekitar kita. Tentu kita tidak ingin ada klaster di sekolah manapun, baik tenaga pendidik maupun siswa-siswi," katanya.
Meminimalkan risiko penularan akan lebih baik dilakukan sejak dini karena saat ini ketersediaan ruang isolasi dan ICU sudah di atas 90 persen.
Kondisi yang ada dinilai cukup berisiko jika pertambahan kasus tidak turun dalam beberapa pekan ke depan.
"Kami berharap tidak ada siswa atau guru yang terpapar virus Korona baru," katanya.
Dia juga memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan Pangkalpinang yang sampai saat ini belum mewajibkan siswa siswi untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.
"Kami cukup maklum ada kegelisahan dari beberapa pihak yang mengkhawatirkan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran daring."
"Evaluasi pendidikan satu tahun terakhir banyak catatan karena kurangnya interaksi siswa dengan tenaga pendidik."
"Namun, dalam hal ini kesehatan dan keselamatan menjadi faktor utama yang harus didahulukan," pungkas Rio.(Antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang