Teror Mata Lele Datang Bersama Banjir

Rabu, 03 Februari 2016 – 06:18 WIB

jpnn.com - TIRTO - Tumbuhan mata lele memenuhi permukaan banjir yang merendam wilayah Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, sejak Minggu malam (1/31). Kondisi kotor dan tidak sehat ini dinilai membuat warga di daerah rendaman banjir semakin terancam penyakit kulit.

Pantauan Radar Pekalongan (grup JPNN), Selasa (2/2), mata lele ini seperti karpet hijau yang mengapung di atas permukaan air banjir. Tumbuhan itu berada di mengambang di atas air banjir di Desa Karangjompo, Tegaldowo, Mulyorejo dan Jeruksari Kecamatan Tirto. Meski sesekali warga membersihkan tumbuhan tersebut, namun tumbuhan paku air itu tetap memenuhi lingkungan mereka karena jumlahnya yang terlalu banyak.

BACA JUGA: Edan, Cetak Uang Pakai Kertas HVS Banyak Banget, Sempat Dipakai Belanja Ini Itu

Salah seorang warga Karangjompo Rt 3 Rw 5 Tirto, Nasyiyah (40) menuturkan, banjir sudah datang sejak Minggu malam dengan membawa mata lele ke rumah-rumah warga. "Banjir saja sudah mengganggu aktivitas kami, ditembah dengan kondisi air yang dipenuhi mata lele," ujar Nasyiyah.

"Di daerah ini memang langganan banjir. Tidak hujan saja banjir, apalagi hujan. Ini merupakan yang paling parah sejak tahun 2016," tambahnya.

BACA JUGA: Rusuh, 28 Rumah Ludes Dibakar dan 25 Rumah Lainnya Dirusak

Terpisah, perangkat desa Tegaldowo, Kuntari mengungkapkan, mata lele juga menghiasi banjir di desanya. Dikatakan, hal ini membuat warga mudah terserang penyakit gatal-gatal. 

"Gatal-gatal, selain itu limbah batik home industri juga memperparah kondisi banjir di Desa Tegaldowo. Sehingga, airnya warnanya kemerahan gitu," terangnya, kemarin.

BACA JUGA: Gawat! Imigran yang Masuk Batam Diduga Dikendalikan Sindikat

Dijelaskan, sudah dua hari banjir merendam sedikitnya 500 rumah warga Desa Tegaldowo dengan kedalaman 30 centimeter. "Akibat banjir, banyak warga yang tak bisa bekerja, khususnya para buruh sablon dan nyolet," tambahnya.

Sementara, di Desa Jeruksari, perangkat desa setempat, Wahyu, mengungkapkan, sekitar 700 rumah di desa tersebut tergenang banjir dengan kedalaman rata-rata 30 cm. Bahkan, di beberapa titik ketinggian air mencapai 50 cm. Kurang lebih 1.200 KK masih tetap bertahan di antara genangan banjir Jeruksari. Sejumlah lokasi di Jeruksari juga ada kiriman mata lele dari Desa Pabean dan Pasirsari. 

"Mata lele ini yang mengakibatkan gatel gatel. Tumbuhan ini kiriman dari daerah selatan, terbawa banjir dan menyebar di Jeruksari," ungkapnya. (yan/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wabah Demam Berdarah Semakin Parah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler