jpnn.com - NONGSA - Kapolda Kepri Brigjen Pol Sam Budigusdian menyebutkan terduga teroris jaringan Khatibah Gonggong Rebus (KGR) yang diamankan di Batam telah mengukur elevansi untuk peluncuran roket.
Baik kemiringan, angin, serta besaran tepat pada sasaran juga telah diperhitungkan mereka. Hal ini terbongkar setelah kepolisian mengamankan Leonardo H, 24, pada Sabtu (3/9) lalu di Batuaji, Batam, Kepri. Leo punya peranan penting dalam jaringan ini.
BACA JUGA: Jadi Siapa Nih Nama Cawagub Kepri yang Diusulkan?
Leo sendiri dalam waktu dekat akan ke Singapura bersama lima orang lainnya. Rencananya mereka akan bekerja di Pulau Sentosa.
"Roketnya memang belum kami amankan, tapi mereka sudah lakukan persiapan," kata Sam Budigusdian, seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group) hari ini (6/9).
BACA JUGA: Terapkan e-Government, Kota Bandung Hemat Rp 1 Triliun
Persiapan tersebut yakni, kelompok KGR sudah menyeberang ke salah satu pulau terluar di Batam. Di tempat itu, kata Sam, anggota KGR sudah melakukan penelitian. Mulai dari mengukur jarak ke target (Singapura,red), serta pemantauan. "Semua ini untuk rencana mereka," katanya.
Walau tak menemukan roket, Sam mengatakan pihaknya menemukan senapa angin yang mirip dengan Senjata Serbu AK 101 di rumah teman Leo di Perumahan Taman Pesona Indah, Batuaji. Pihak kepolisian menduga, senapa angin ini dipergunakan untuk pelatihan para teroris.
BACA JUGA: Bu Risma Maunya Calon Dirut Kebon Binatang Surabaya Diuji Lagi
Dengan harapan, saat para teroris dibekali senjata sebenarnya, mereka tak lagi canggung, sebab sudah berlatih dengan senapan angin yang mirip senjata sebenarnya.
"Latihanya kan di Pantai Nongsa itu. Senjata yang kami amankan tersebut, akan ditelusuri lebih lanjut lagi," ucap lulusan Akpol 1986 itu.
Mengenai akan berangkatnya Leo ke Singapura, Sam mengatakan hal ini terungkap dari pengakuan saudara Leo sendiri. Nantinya di Singapura Leo akan bekerja sebagai Cleaning Service dan petugas pasar malam di Pulau Sentosa. Mengenai apakah kedatangan Leo nantinya di Singapura dalam rangka memuluskan rencana kelompok ini. Hal ini masih dalam pendalaman pihak kepolisian.
"Nantinya LH (leo, red) akan berangkat dengan rombonganya melalui jasa pekerjaan tak resmi, tapi lewat jalur resmi yakni Pelabuhan Internasional Batamcenter," ujar Sam.
Ia menegaskan bahwa Leo sering terlibat dalam jaringan KGR. Mulai dari menyembunyikan DPO teroris asal Uyghur yakni Dony, lalu membawa masuk orang-orang uighur, dan menyeberangkan WNI yang ingin pergi ke Syria. "Terduga teroris Lh dalam keadaan sehat wal afiat. Tim densus masih terus melakukan penyelidikan terhadap Lh. Kan seminggu dikasih waktu oleh undang-undang," tuturnya.
Lh bila terbukti melakukan tindakan radikal dan terlibat jaringan teroris. Sam menyebutkan terancam hukuman penjara sekitar 15 tahun
Penangkapan terhadap Lh, menurut Sam dalam rangka memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat. Sebab langkah ini merupakan antisipasi pihak kepolisian, terhadap hal-hal yang tak diinginkan. Hingga saat ini, ia menjamin kondisi Kepri dalam keadaan kondusif.
Jajaran Polda Kepri, kata Sam akan terus melakukan upaya preventif dan preventif terkait keamanan di Batam. Sam mengatakan masyarakat tak perlu risau dan khawatir. "Semuanya dapat beraktivitas seperti biasa. Sebab polisi menjamin kemanan, dan kami selalu ada. Bagi masyarakat memiliki informasi sekecil apa pun, bisa langsung memberitahu pihak kepolisian," pungkasnya. (ska/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabuk, Ingat Istri lagi Hamil, Pulang Ngebut, Braaakk! Innalillahi
Redaktur : Tim Redaksi