Terorisme Tak Hilang, hanya Tiarap

Sutiyoso Minta Kadernya Waspada dan Bantu Negara

Senin, 21 Maret 2011 – 07:49 WIB

JAKARTA - Aksi terorisme yang akhir-akhir ini banyak terjadi di beberapa kota besar mengundang keprihatinan sendiri bagi mantan gubernur Jakarta yang kini duduk sebagai Ketua Umum DPN Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (DPN PKPI) SutiyosoBahkan dia  mewanti-wanti seluruh kader dan jajaran partainya untuk waspada dan berusaha tidak panik pada segala tindak-tanduk terorisme.

"Saat ini bahaya terorisme masih mengancam masyarakat Indonesia

BACA JUGA: Pilot Hanya Boleh Terbang 30 Jam

Oleh karena itu, semua pihak harus waspada,  bahwa ancaman teroris ini tidak pernah hilang
Mereka selama ini hanya tiarap," ujar politisi yang akrab disapa Bang Yos ini dalam pengarahannya di sela-sela pembukaan Rakornas PKPI di Hotel Oasis Amir, Jakarta, Sabtu (19/3/2011).  Rakornas yang berlangsung selama dua hari itu dihadiri hampir semua jajaran pimpinan PKPI dan anggota DPRD I dan II dari PKP seluruh Indonesia.

Bang Yos berharap terorisme ini hendaknya tidak diseret-seret dalam wilayah politik praktis

BACA JUGA: Pemerintah Dinilai Tidak Konsisten

Persoalan ini merupakan wilayah besar pemerintah dalam mengurus hak keamanan warganya.  "Oleh karena itu, PKPI sebagai partai pendukung pemerintah harus bekerja sama dan mendukung langkah-langkah pemerintah dalam  hal menindak terorisme ini," ujar Sutiyoso.

Lebih kanjut, Bang Yos menyarankan para kader PKPI untuk terlibat dalam hal-hal yang kecil dalam keseharian
Ketika melihat bungkusan-bungkusan, tas yang ditinggalkan dan mencurigakan segera menghubungi pihak aparat yang terdekat

BACA JUGA: Marzuki: Tuduhan Alihkan Isu, Tak Rasional!

Ini adalah bagian dari partisipasi PKP Indonesia untuk menjaga keamanan masyarakat

"Kita tidak boleh apatis atau berpangku tanganKita harus sama-sama menjaga negara kita untuk menjadi tempat tinggal yang aman bagi keluarga, masyarakat dan para tamu kita," ujarnya.

Di hadapan para peserta Rakornas, Sutiyoso juga menyampaikan keprihatinannya "terorisme media" seperti Wikileaks, yang bisa membocorkan apa saja, ke media mana sajaSeperti kasus kemarin, yang menyeret-nyeret nama presiden"Persoalannya, bukan menyangkut isi benar dan tidaknya bocoroan Wikileaks tersebutTetapi tindakan ini adalah satu bentuk penghinaan terhadap simbol negaraPresiden dan ibu negara adalah simbol negara yang harus dihormatiKita tidak bisa main-main dengan simbol negara,"" ujarnya.

Peristiwa ini, kata dia,  mengakibatkan merosotnya kewibawaan negara dan pemerintah di depan masyarakatnya sendiri"Bahkan, bahayanya pun tidak jauh berbeda deng teror fisik lewat bom," pungkasnya(dms)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Tak Mau Kewenangan Dipangkas, Ditukar SP3


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler