Jutaan warga Australia berlibur ke Bali, tapi di seluruh Indonesia ada ribuan pulau yang sangat indah yang tak sepenuhnya diketahui oleh dunia luar. Salah satunya adalah Kepulauan Natuna.

Indonesia adalah negara kepulauan yang luas, dengan dari 17.000 pulau dan sekitar 250 juta orang.

BACA JUGA: Sepotong Senja di Mindil Beach

Jika Anda menjelajahi daerah selain Jawa, Sumatera dan Bali, maka Anda akan melihat Indonesia sebagai bangsa dengan keanekaragaman dan keindahan luar biasa.

Pemerintah Indonesia tahu semua potensi itu dan telah mengungkapkan rencana untuk mengembangkan pulau-pulau menjadi tujuan wisata.

BACA JUGA: ELL: Akhiran dalam Bahasa Inggris

Di atas perahu menuju Kepulauan Natuna. (Foto: ABC News/Ari Wu)

Coba tengok peta Indonesia dan sekitarnya dan di bagian paling atasnya, tepatnya di bawah Vietnam dan barat laut Kalimantan, ada sejumlah titik kecil. Inilah Kepulauan Natuna.

Saya merasa beruntung bisa ke sana bersama kru ABC guna melihat sendiri pulau-pulau tersebut.

BACA JUGA: Proyek Kuliah Membuatku Lebih Paham Muslim Indonesia

Kami segera menyadari ternyata Kepulauan Natuna bukan sekadar beberapa tanda titik di atas peta.

Setelah mendarat bandara Natuna yang masih sangat sederhana, dan mengambil bagasi dari troli di parkiran mobil, kami langsung menuju ke pulau utama Natuna, dan melihat sesuatu yang tidak bisa kami percaya.

Menyebutnya sebagai visi yang indah, rasanya belum cukup dan terdengar meremehkan. Salah satu sudut kampung nelayan Natuna. (Foto: ABC News/Ari Wu)

Pantai berpasir putih, pohon-pohon kelapa, air laut yang membiru jernih... dan semuanya masih belum terjamah. Tidak ada resor megah yang tampak di sini - penginapan paling baik yang bisa Anda dapatkan adalah kelas bintang satu atau dua.

Di perairan dangkal dekat pantai tampaklah jejeran bebatuan laut yang indah, menyebar di 272 pulau yang membentuk Kepulau Natuna.

Di masa lalu batu-batu itu sering diperdagangkan oleh penduduk setempat, tapi sekarang dilindungi oleh pemerintah daerah dan digunakan sebagai objek wisata.

Kami duduk memandanginya saat matahari terbenam dan menyaksikan perubahan warna-warni, terpikat oleh keindahannya. Bebatuan di perairan dangkal Natuna. (Foto: ABC News/Ari Wu)

Kami mendapat kesempatan mengunjungi desa-desa nelayan dengan segala keceriaan warna-warni mereka.

Saat itu kami berada di sana untuk meliputi ketegangan dengan China atas kasus Laut China Selatan - perairan yang diklaim China sebagai miliknya sendiri.

Para nelayan menceritakan bahwa tempat mereka mencari nafkah adalah laut Natuna dan sudah seperti itu sejak dulu. Senja di Kepulauan Natuna. (Foto: ABC News/Ari Wu)

Menko Polhukam RI (saat itu) Luhut Pandjaitan mengatakan Indonesia bersedia untuk berbagi, tetapi hanya jika mereka dimintai izin.

"Mengenai Natuna kami menyambut siapa saja yang ingin pergi ke sana," katanya. "Tapi mereka perlu izin kami, karena itulah zona ekonomi eksklusif kami, tidak ada yang bisa mengambil sesuatu atau melakukan kegiatan ekonomi di sana tanpa izin dari Pemerintah Indonesia."

Rencana Pemerintah Indonesia adalah mengembangkan pulau-pulau ini menjadi tujuan wisata utama. Penduduk Kepulauan Natuna. (Foto: ABC News/Ari Wu)

Dan di saat jutaan orang Australia menemukan itu dan menjadikannya tujuan wisata utama yang penuh dengan hotel, mal dan pengunjung - saya tentunya akan selalu ingat kunjungan kami ke surga yang tak tersentuh ini, dengan jejeran batu-batu laut dan latar belakang matahari terbenam yang tiada taranya.

Diterbitkan Pukul 13:30 AEST 1 Agustus 2016 oleh Farid M. Ibrahim. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Izin Berjualan Rokok di Tasmania Semakin Mahal

Berita Terkait