Tersapu Tsunami, Terjebak di Kolong Mobil, Tersengat Listrik

Senin, 24 Desember 2018 – 18:14 WIB
Parwoto (50) salah satu korban selamat tsunami di Pantai Sambolo, Serang, Banten menjalani perawatan di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Kota Depok. Foto: Ahmad Fachry/Radar Depok

jpnn.com, DEPOK - Tsunami Selat Sunda yang menyapu Banten dan Lampung Selatan, Sabtu (22/12) juga memakan korban sejumlah warga Kota Depok yang memanfaatkan waktu liburan.

Di antaranya adalah keluarga Parwoto (50) warga RT03/RW07 Kelurahan Sawangan Kecamatan Sawangan.

BACA JUGA: Jokowi Sebut Tsunami Selat Sunda di Luar Prediksi BMKG

Parwoto merupakan korban selamat yang hingga Minggu (23/12) kemarin menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Kerabatnya mengatakan, Parwoto jadi korban tsunami di pantai Sambolo Anyer, Banten.

Sambil menahan rasa sakit Parwoto mengatakan, Sabtu (22/12) itu dia bersama dengan istri Ida Susanti (41) dan ketiga anaknya yakni Alda Inggit Pratiwi (20), Abdul Gani (14), dan Ibnu Baihaki (7), berlibur ke Villa Pantai Sambolo Anyer.

BACA JUGA: BMKG Jelaskan Penyebab Tsunami di Selat Sunda

Bertolak dari rumahnya di kawasan Sawangan, sekitar pukul 16.00. “Kami sampai di Villa Sambolo sekitar pukul 21.30,” ujar Parwoto kepada Radar Depok, kemarin (23/12).

Sambil mengingat, saat itu Parwoto meminta istri dan anaknya menurunkan dan memasukan barang ke dalam vila. Sedangkan dia masih berada di parkiran mobil. Masih di sekitar parkiran mobil, dia merasakan angin kencang dan melihat gelombang air ombak menuju vila.

BACA JUGA: Tsunami Banten dan Lampung, 817 Rumah Rusak

Tidak berselang lama, gulungan ombak tinggi menghampiri lokasi vila dan menyadari terjadi tsunami. Secara spontan, Parwoto meminta ketiga anak dan istri berlari mencari perlindungan.

Namun, saat akan menyelamatkan diri, Parwoto disapu tsunami hingga terbentur tembok dan terjepit di kolong mobil. Bahkan dia sempat tersengat listrik, akibat tiang listrik yang roboh dan diperkirakan menjalar ke air. “Saat itu kondisi saya ada di kolong mobil,” ujar Parwoto.

Saat kejadian, Parwoto melihat sekitar lima mobil kontainer terbawa arus tsunami. Hingga akhirnya dia mendengarkan teriakan anaknya dan berusaha menggali tanah sebisa mungkin agar keluar dari kolong mobil.

Beruntung masyarakat membantunya yang terjebak dan membawa ke tempat aman dan bertemu ketiga anaknya. Namun, Parwoto masih merasakan kesedihan lantaran istri tercintanya Ida Susanti hingga kemarin belum ditemukan.

Sementara itu, salah satu anak korban, yakni Abdul Gani menuturkan, dia bersama adiknya Ibnu Baihaki sudah turun dari kendaraan mobil mini bus yang dikemudikan ayahnya. Saat itu, dia mendengarkan teriakan ayahnya untuk meminta lari menyelamatkan diri dari tsunami.

Namun, dia bersama adiknya terempas terkena ombak dan ditolong masyarakat. Gani meminta masyarakat untuk menolong ayahnya yang terjebak di kolong mobil. Bersama dengan masyarakat Gani bersama adiknya dan ayahnya dibawa masyarakat dengan menggunakan kendaraan bak terbuka di bawa kerumah warga yang dinilai aman.

“Lalu disana saya bertemu dengan kakak saya Inggit, tapi belum mengetahui kondisi ummi (ibu red),” ucap Gani.

Di tempat yang sama, MOD RSUD Kota Depok, Riyanto mengatakan, korban tsunami keluarga Parwoto telah mendapatkan penanganan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. Parwoto bersama ketiga anaknya telah dilakukan observasi baik penanganan luka hingga melakukan rontgen.

“Hasilnya tidak cedera fatal dan hanya luka ringan yang dialami Parwoto,” ujar Riyanto. (dic/wtk/gun/**)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Foto Jokowi saat Meninjau Dampak Tsunami Selat Sunda


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler