Tersulit Melawan Rasa Kangen

Sabtu, 09 April 2016 – 00:06 WIB
‎Ahmad Alfarizie. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - ‎AREMA Cronus beruntung memiliki pemain seperti Ahmad Alfarizie. Bek sayap lincah itu kerap berposisi di kiri, tapi juga tak canggung kalau digeser ke kanan. Dia pun mendapat gelar pemain terbaik Piala Bhayangkara.

Pemain itu selama ini dipuji sebagai salah satu bek terbaik yang ada. Dia mampu bertahan dan menyerang dengan seimbang. Dia juga memiliki kemampuan mencetak gol yang baik.

BACA JUGA: Sonya Depari Korban Kekerasan via Medsos

Disebut sebagai tipikal bek modern, Alfarizie memilih tetap low profile. Baginya, apa yang dilakukan karena hasil komunikasi yang baik antar lini Arema di lapangan.

Secara otomatis, dirinya juga mengikuti pergerakan, menyeimbangkan diri dengan tim.

BACA JUGA: Saya Senang, Aremania Senang

Dia pun tak menyangka bisa menjadi pemain terbaik. Harapannya, dia bisa terus memberikan yang terbaik untuk Singo Edan. Berikut petikan wawancara wartawan JPNN Mohammad Amjad dengan Alfarizie, beberapa hari lalu. 

Selamat dengan apa yang sudah Anda raih sebagai pemain terbaik Piala Bhayangkara, apa resepnya menjadi pilihan terbaik ini?

BACA JUGA: Lapas Makin Panas

Apa ya, saya kira hanya kerja keras, ingin memberikan yang terbaik, dan berusaha total untuk menjawab kepercayaan pelatih. Ini adalah hasil kekompakan tim, dan dukungan teman-teman.

Sejauh ini Arema sudah berhasil menjadi juara turnamen terakhir pra musim, apa yang menurut Anda masih kurang dari Arema?

Saya melihat tim ini tidak boleh cepat puas. Kalau masalah kurang di mananya, itu pelatih yang lebih paham.

Juara Piala Bhayangkara belum cukup menjadi bukti kesiapan Arema?

Ya, sampai sini belum apa-apa, masih ada kekurangan. Mungkin kami harus bisa lebih kompak lagi. Jalan masih panjang, kompetisi yang lebih lama waktunya juga sudah menunggu di depan. Saya dan teman-teman tidak boleh terlena, saya dan teman-teman harus bisa terus berada di level terbaik untuk bersaing. Karena tim lain pasti juga bersiap. Jangan sampai di turnamen nanti, kita justru menjadi menurun.

Menurut Anda lawan tersulit itu apa?

Diri sendiri, melawan rasa kangen dengan keluarga. Kalau ada turnamen di luar malang, yang paling berat itu menghilangkan kangen dengan anak dan istri. Karena itu saya senang sekali waktu diberi libur, untuk kumpul keluarga.

Ini Arema mendatangkan pemain baru di posisi bek sayap, bagaimana anda melihat persaingan nanti? 

Kalau saya jujur Mas, tidak mau menganggapnya sebagai persaingan. Nanti malah menjadi beban, dan bikin suasana tim tidak enak. Semakin banyak pemain, itu seperti rekan kerja kalau saya melihatnya. Itu justru membuat kondisi tim baik,sepertikeluarga, jadi tidak usah mikir bersaing-bersaing.

Melihat Milo (Milomir Seslija) seperti apa?

Sama ya seperti pelatih-pelatih lainnya, disiplin, bagus, memiliki ciri khas melatih sendiri, dan yang pasti sudah memberikan bukti. Gelar Di Bali Island Cup, terus Piala Bhayangkara ini bukti bahwa dia memiliki kualitas bagus, bisa mengarahkan tim.

Soal ciri khas tadi, apa yang khas dari dia?

Ya, kalau melatih sama lah metodenya. Cuma kalau lagi sendiri, dia mencoba untuk dekat dengan pemain, mengajak pemain guyon. Semua diajak guyon, tidak bedakan ini pemain inti, ini pemain cadangan.

Kalau Anda diajak guyonnya apa yang paling diingat?

Kalau saya ini kan paling susah kalau disuruh tersenyum. Dia selalu minta setelah latihan jangan cemberut, harus tersenyum, harus tertawa. Katanya kalau tertawa, tidak akan terasa capek. Ya paling itu saja yang lucu, orang kalau susah tersenyum, kan malah susah. Tapi, itu justru bikin senang, ya... Memang gak terlalu capek.

Sekarang soal nama, ada yang menulis Johan Ahmad Alfarizi ada yang hanya Ahmad Alfarizi.

Ya... kalau KTP hanya Ahmad Alfarizie, tapi kalau Johan itu hanya tambahan. Dulu pas kecil kan sakit-sakitan, jadinya ditambah nama Johan di depan. 

Ngomong-ngomong soal pemain terbaik, hadiahnya sudah disumbangkan? Sudah syukuran?

Saya mau kendurenan atau syukuran, di rumah baru di Kepanjen. Itu pakai uang sendiri‎ dulu. Kalau sumbangan ke Panti asuhan  belum. Soalnya uangnya belum.

Uang hadiah Rp 150 juta sebagai pemain terbaik belum menerima?

Hehehe... Belum mas, karena itu masih menunggu sampai ada uangnya baru saya sumbangkan. Kalau selamatan syukuran atau kendurenan‎ sudah saya niatkan memang, kalau Arema juara.***

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bisnis Angkutan Berbasis Online Menggiurkan, Asal...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler