Tertekan Krisis Global, Ekonomi Melambat pada Triwulan IV 2008

Selasa, 17 Februari 2009 – 06:42 WIB
JAKARTA - Data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) mengonfirmasi bahwa dampak krisis ekonomi dunia telah melanda IndonesiaBPS menyatakan, pertumbuhan pada triwulan IV 2008 dibandingkan triwulan III 2008 (quarter to quarter) minus 3,6 persen

BACA JUGA: Tommy Rombak Direksi Humpuss

Tapi, dibandingkan triwulan IV 2007 (year on year), tumbuh 5,2 persen.

Beruntung, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2008 cukup tertolong oleh melesatnya pertumbuhan pada triwulan I hingga III
Alhasil, secara keseluruhan, ekonomi 2008 tumbuh 6,1 persen.

''Pertumbuhan ekonomi kita mulai melambat

BACA JUGA: Parpol Harus Siap Kembangkan Industri

Pertumbuhan pada triwulan IV year on year jauh di bawah enam persen
Itu menunjukkan kita sudah terkena dampak krisis ekonomi global,'' kata Kepala BPS Rusman Heriawan di kantornya, Senin (16/2).

Menurut dia, sebenarnya pertumbuhan ekonomi minus memang cenderung terjadi pada triwulan IV

BACA JUGA: 11 Tahun Lagi Semua Kebagian Listrik

Namun, kontraksi pada triwulan IV 2008 terjadi lebih dalamPada triwulan IV 2006, pertumbuhan minus 1,8 persen, dan triwulan IV 2007 minus 2,5 persen''Karena krisis ekonomi menjalar ke Indonesia, kontraksi pada triwulan IV 2008 jauh lebih dalam,'' tuturnya.

Pertumbuhan ekonomi dihitung dari PDB (Produk Domestik Bruto)Besaran PDB sepanjang 2008 atas dasar berlaku mencapai Rp 4.954,0 triliunDari PDB itu, pendapatan per kapita 2008 mencapai Rp 21,7 juta (USD 2.271,2) atau lebih tinggi daripada 2007 sebesar Rp 17,5 juta (USD 1.942,1).

Dari sisi penggunaan, PDB dipakai memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 61,0 persenLalu, konsumsi pemerintah 8,4 persen, pembentukan modal tetap bruto (investasi fisik) 27,7 persen, ekspor 29,8 persen, dan impor 28,6 persen.

Rusman menuturkan, komponen penggunaan itu menunjukkan konsumsi masyarakat menempati porsi terbesar dalam mendorong pertumbuhan ekonomiJadi, jika ingin pertumbuhan tetap tinggi, pemerintah harus mampu menjaga daya beli masyarakat.

Sepanjang 2008, komponen PDB yang tumbuh tinggi adalah pembentukan modal tetap bruto 11,7 persenKemudian konsumsi pemerintah 10,4 persen, impor 10,0 persen, ekspor 9,5 persen, dan konsumsi rumah tangga 5,3 persen''Meski hanya tumbuh 5,3 persen, karena porsinya 61,0 persen, konsumsi rumah tangga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi,'' terang Rusman.

Laju pertumbuhan ekonomi 2008 tertinggi terjadi di sektor pengangkutan dan komunikasi, yakni 16,7 persenSektor pertambangan dan penggalian 0,5 persenPertumbuhan PDB tanpa migas mencapai 6,5 persen atau lebih tinggi dari PDB yang memasukkan unsur migas''Ini menunjukkan PDB migas itu selalu menarik ke bawah,'' kata Rusman(sof/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PPP Tawarkan Trilogi Indonesia Sejahtera


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler