Terungkap dalam Sidang, Biaya Pemurnian di Smelter Swasta Lebih Murah dari PT Timah

Jumat, 04 Oktober 2024 – 21:07 WIB
Ilustrasi - Sidang kasus korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan PT Timah Tbk. pada tahun 2015-2022 di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (9/9/2024). Foto: ANTARA/Putu Indah Savitri/Am

jpnn.com - Direktur Operasi dan Produksi PT Timah periode 2017-2020 Alwin Albar dihadirkan dalam sidang kasus dugaan korupsi timah untuk Terdakwa Harvey Moeis yang digelar pada Kamis (4/10).

Dia menjelaskan biaya peleburan smelter swasta yang dalam persidangan sebelumnya disebutkan berkisar US$ 2.000-2.500/Ton dianggap lebih mahal ketimbang biaya peleburan oleh smelter milik PT Timah sendiri yang berkisar US$ 1.000/ton.

BACA JUGA: Sidang Kasus Korupsi Timah, eks Direksi Sebut Operasional Smelternya Lebih Mahal

Menurutnya, biaya peleburan oleh smelter swasta masih lebih murah ketimbang total biaya peleburan yang dilakukan oleh PT Timah sendiri.

"Untuk US$ 1.000/ton adalah biaya murni peleburan di PT Timah yang belum termasuk biaya lain," kata Alwin dikutip JPNN.com, Jumat (4/10).

BACA JUGA: Fufufafa Memang Penuh Persoalan, Menjelekkan Prabowo

Dia menjelaskan biaya yang harus dibayarkan PT Timah ke smelter swasta total sebenarnya adalah US$ 4.000/Ton.

Biaya itu termasuk peleburan, pengangkutan dan biaya lainnya. Sementara, untuk komponen biaya yang sama, total biaya yang harus dikeluarkan PT Timah untuk melakukan produksi adalah mencapai US$ 6.000/ton.

BACA JUGA: Si Rambut Kucir Bubarkan Diskusi FTA, Refly Harun Singgung Konspirasi dan Pengalihan Isu Fufufafa

"Bahwa total cost untuk kerjasama dengan smelter swasta masih lebih murah dibandingkan dengan PT Timah sendiri," lanjutnya.

Dia juga menngakui kerja sama ini datang dari pihak PT Timah kala itu.

Alasan paling mendasar, jelasnya, adalah untuk menutup selisih antara kapasitas produksi timah oleh PT Timah dengan target produksi yang dicanangkan.

"Terkait dengan kebutuhan, penawaran ini yang lebih membutuhkan adalah PT Timah. Terdapat beberapa fakta berkaitan dengan kemampuan smelter atau tanur yang dimiliki PT Timah memiliki kapasitas produksinya tidak dapat mencapai target dan maksimal kapasitas produksi PT Timah pada tahun 2017/2019 adalah sebanyak 30.000 ton," ungkap dia.

Sementara itu, mantan Direktur Keuangan PT Timah Tbk Emil Ermindra menjelaskan angka US$ 900-1.200/ton sebagai biaya produksi timah pada smelter Muntok milik PT Timah merupakan harga yang dikeluarkan unit metalurgi Muntok. 

Dia membeberkan keseluruhan biaya yang dikeluarkan PT Timah untuk mendapatkan logam dengan komponen bahan baku bijih timah, gaji dan tunjangan, penyusutan dan amortisasi, royalti, bahan bakar, pemakaian suku cadang, jasa pihak ketiga, pajak, transportasi, pemakaian bahan langsung bisa mencapai US$ 5.500 sampai US$ 6.000.

"Angka ril pada tahun 2017 sebesar US$ 6.200," tegas dia.

Dia menjelaskan bahwa kisaran biaya US$ 5.500 sampai US$ 6.000 yang dikeluarkan PT Timah jelas lebih mahal bila dibandingkan dengan fixed cost sewa menyewa smelter swasta yang US$ 4.000

"Fixed cost menyewa smelter swasta US$ 4.000 pasti akan dipilih karena harga tersebut masih di bawah beban pokok pendapatan PT Timah," pungkas Emil.(mcr8/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler