jpnn.com, JAKARTA - Pengadilan Negeri Jakarta Utara menggelar sidang perkara kepemilikan tanah di Salembaran Jaya yang diajukan oleh Ahmad Ghozali terhadap Tonny Permana pada Senin (14/3).
Dua saksi fakta, yakni Lukmanul Hakim Dalimunthe dan Suheri Hamid menyebut lahan seluas 4.168 meter persegi yang disengketakan itu masuk dalam kawasan pembangunan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, sudah tertancap baliho yang menunjukan bagian dari pembangunan PIK 2.
BACA JUGA: KPK Mengendus Dugaan Bagi-bagi Lahan di IKN Nusantara
Terhadap keterangan para saksi, pihak penggugat maupun tergugat menyatakan keinginan untuk mengecek kebenarannya.
"Kita ingin ada pemeriksaaan lokasi, agar bisa lebih jelas semuanya," kata kuasa hukum Tonny Permana, Hema Anggiat Simanjuntak, Selasa (15/3).
BACA JUGA: Dugaan Bagi-Bagi Lahan di IKN Nusantara, Guspardi: KPK Jangan Hanya Melontarkan Isu
Dalam persidangan, saksi Lukmanul Hakim Dalimunthe menceritakan, sejak Agustus 2018 hingga saat ini dia bekerja untuk Tonny Permana.
Dia ditugaskan untuk mengawasi sejumlah aset milik pengusaha itu, termasuk tanah yang ada di wilayah Salembaran Jaya tersebut. Di lahan itu berdiri rumah yang diperuntukan sebagai mes dan gudang.
BACA JUGA: KLHK dan PKT Pulihkan Puluhan Hektare Lahan Bekas Tambang di Kalimantan
Di hadapan majelis hakim, Lukmanul menjelaskan, dalam perjalanannya ada beberapa pihak mengklaim tanah yang sama. Bahkan ada sejumlah orang yang merobohkan batas lahan yang menurutnya milik Tonny Permana dan melihat ada beko alat berat.
"Mulai 2019 dirobohkan tembok milik Pak Tonny," kata Lukmanul. Atas pernyataan itu, Hema Simanjuntak selaku kuasa hukum Tonny Permana menanyakan, siapa pihak yang melakukan perobohan. Lukmanul mengaku tidak mengetahui dan tidak mengenali pihak tersebut.
Dia pun melaporkannya. Namun diminta Tonny untuk tidak bertindak gegabah guna menghindari hal yang tak diinginkan. Kepada Lukmanul, Tonny Permana mengaku akan menempuh upaya hukum atas tindakan itu.
"Berarti saudara tidak melakukan perlawanan," tanya Hema, kuasa hukum Tonny Permana. "Tidak, hal ini karena mereka menggunakan banyak orang, jadi saya takut" jawab Lukmanul.
Lantas, Hema pun meminta majelis hakim mengeluarkan bukti sertifikat dan peta lokasi yang telah diberikan oleh pihaknya. Di hadapan majelis hakim dan para kuasa hukum tergugat dan penggugat, ditunjukkan titik lokasi mana saja yang dimilik Tonny Permana.
Ketua majelis hakim menanyakan kepada Lukmanul, apakah di lahan itu telah dibangun ruko. “Iya yang mulia, ada rukan Osaka,” jawab Lukman.
Hakim kembali bertanya, lahan yang dibangun ruko tersebut milik siapa. "Pak Tonny yang mulia. Rukannya bukan punya Pak Tonny. Tanahnya saja punya Pak Tonny,” tutur Lukmanul.
Menyambung pertanyaan hakim, Retno Purwaningsih selaku kuasa hukum Ahmad Ghozali menanyakan, pihak mana yang membangun ruko tersebut. "Saya tidak tahu. Tapi ada baliho rukan Osaka PIK 2. Iya, baliho reklame itu rukan Osaka," jawab Lukmanul.
Stephanus Randy selaku kuasa hukum Ahmad Ghozali lainnya menanyakan langkah hukum apa saja yang dilakukan oleh Tonny Permana terkait peristiwa yang diklaim sebagai pengerusakan itu. Lukmanul pun menegaskan, dirinya tak mengetahui hal tersebut.
Hakim kembali bertanya, apakah Lukmanul tak mengetahui ada pembongkaran tembok milik Tonny Permana. Saksi ini mengaku tidak tahu. Saat dia menyambangi lahan tersebut, tembok-tembok serta bangunan sudah dirobohkan.
Masih dalam persidangan itu, saksi Suheri Hamid pun menguatkan pernyataan yang telah dilontarkan oleh Lukmanul sebelumnya.
Di hadapan majelis hakim, Suheri mengaku tidak tahu pihak mana melakukan pembangunan itu. "Saya tidak tahu. Yang jelas di situ ada baliho yang tulisannya PIK 2 dan rukan Osaka," tambah Suheri.
Usai persidangan, Hema menjelaskan, berdasarkan keterangan para saksi itu aktivitas pembangunan di atas lahan milik Tonny Permana berada di kawasan PIK 2. Namun, pihaknya tak dapat menyimpulkan siapa pihak yang melakukan aktivitas pembangunan di atas lahan itu.
"Kami tidak bisa menyimpulkan apa-apa. Nanti kita lihat saja secara bersama-sama,” tutur Hema.
Stephanus Randy selaku penggugat mengatakan, pihaknya tak lantas percaya dengan pernyataan saksi fakta yang diajukan oleh pihak Tonny Permana tersebut. Kesaksian para saksi itu harus diuji kebenarannya di persidangan.
“Intinya saksi itu jangan kita telan 100 persen. Makanya ada fungsi proses persidangan kesaksiannya itu kita uji kebenarannya secara materil. Ikuti saja proses persidangannya. Nanti terbukti kok semuanya,” singkat Randy. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil