Terungkap! Ternyata Ini Alasan TKI Memilih Pulang Secara Ilegal

Senin, 07 November 2016 – 03:59 WIB
Para TKI ini pulang dari Malaysia secara ilegal karena tidak ingin kena blacklist pemerintah negara setempat. Foto: batampos/jpg

jpnn.com - BATAM - Para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) memilih pulang secara ilegal untuk menghindari masuk daftar hitam pemerintah Malaysia. 

Ini supaya mereka masih bisa kembali ke Malaysia suatu saat nanti.

BACA JUGA: 22 Korban Selamat Kapal Tenggelam Dipulangkan ke NTB

"Kalau sidik jari mereka diambil, mereka masuk daftar hitam," kata Sekretaris Utama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Harmono.

Pulang secara ilegal, sesungguhnya, merugikan bagi mereka. Pertama, tarif yang cenderung lebih mahal. 

BACA JUGA: Cari Bangkai Kapal TKI Nahas Itu, Tim SAR Gunakan Scan Sonar

Para TKI tersebut harus menyetorkan uang, minimal 700 ringgit atau Rp 2,181 juta (1 Ringgit  =  Rp 3.117, 18) untuk bisa pulang ke Indonesia. 

Sementara jika melewati jalur resmi, tiket Malaysia - Batam dijual dengan harga Rp 175 ribu atau Rp 240 ribu jika ditambah dengan pajak Rp 65 ribu. 

BACA JUGA: Alhamdulilah, 21 Jasad Korban Kapal Tenggelam Teridentifikasi, 23 Lainnya Belum

Dan alasan yang kedua, bahaya. Jalur ilegal berbahaya bagi keselamatan mereka. Tenggelamnya kapal yang mengangkut TKI ilegal Rabu (2/11) lalu menjadi satu contohnya.

"Kami tidak tahu mereka sudah masuk daftar hitam Pemerintah Malaysia atau belum. Tapi kenapa mereka memilih jalur (ilegal) ini sebenarnya untuk menghindari di-black list," jelas Harmono  seperti diberitakan batampos (Jawa Pos Group) hari ini. 

Harmono berharap, kejadian Rabu (2/11) itu membawa efek jera pada para TKI yang selamat. Tidak hanya mereka, tetapi juga keluarga dan sanak saudara TKI tersebut, baik yang selamat maupun yang meninggal.

"Supaya mereka berpikir dua kali untuk pergi secara ilegal," kata Harmono. (ceu/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buseeett! Napi Selundupkan Puluhan HP dan Barang Terlarang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler