jpnn.com, JAKARTA - Pengamat terorisme Al Chaidar tidak kaget mendapat informasi tujuh WNI diduga terlibat dalam aksi teror di Marawi, Filipina.
Sebab, sejak 2014 sampai 2017 banyak WNI bertolak ke Filipina untuk berlatih bersama Kelompok Maute. ”Mereka memang terlibat sebagai teroris,” kata dia kepada Jawa Pos.
BACA JUGA: 7 WNI Ikut Melawan Gempuran Tentara Filipina, Satu Diduga Tewas
Filipina menjadi tempat berlatih dengan fasilitas Kelompok Maute. Asal para teroris tersebut dari berbagai jaringan dan kelompok. Salah satunya Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Muhammad Ilham Syahputra yang dilaporkan sudah tewas dalam pertempuran dengan militer Filipina, kata Al Chaidar, adalah salah seorang anggota MIT. ”Anak buah Santoso,” jelasnya.
BACA JUGA: Satu WNI Sudah Menikah dengan Warga Marawi, Siapa Dia?
Namun demikian, dia belum tahu pasti jumlah WNI yang berangkat ke Filipina untuk berlatih bersama Kelompok Maute.
Yang pasti, mereka sudah dalam kondisi siap perang. Karena itu, dia tidak heran apabila mereka terlibat dalam aksi teror di Marawi.
BACA JUGA: Mabes Polri Bantu Temukan 7 DPO Dari Kepolisian Filipina
Berkaitan dengan potensi gerakan dari Filipina Selatan ke Indonesia, Al Chaidar mengungkapkan bahwa Kelompok Maute maupun ISIS tidak akan sembarangan bergerak. Sebab, mereka butuh persiapan matang. Termasuk di antaranya sumber daya dan infrastruktur.
”Dalam lima tahun mungkin masih di Mindanao,” kata dia. Namun demikian, pemerintah tidak boleh lengah. Mereka tetap harus waspada.
Al Chaidar mendukung langkah pemerintah dengan mengerahkan TNI dan Polri ke wilayah perbatasan Indonesia – Filipina. ”Saya kira memang harus,” imbuhnya.
Terpisah, Menhan Ryamizard Ryacudu menyebutkan, pemerintah Indonesia sudah lama mewaspadai gerakan ISIS di Filipina Selatan.
Mereka tidak tinggal diam dengan gerakan tersebut. Apalagi pasca konflik di Marawi pecah.
Pejabat yang akrab dipanggil Ryamizard itu menyatakan, antisipasi dilakukan dengan menyiagakan pasukan di darat, laut, dan udara.
Bukan hanya di wilayah Sulawesi Utara, Kalimantan Utara pun demikian. ”Itu sudah diantisipasi,” ujarnya.
Senada, Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Alfret Denny Tuejeh. ”Sejak pagi hari setelah kejadian di Marawi pangdam langsung melaporkan langkah-langkah yang dilakukan,” tegasnya. (byu/syn)
Identitas Tujuh Terduga Teroris
Sudah dirilis PNP
1. Al Ikhwan Yushel
Tempat dan tanggal lahir: Palembayan, 1 November 1991
Nomor paspor: A7985472
Berangkat pada: 28 Maret 2017
2. Yayat Hidayat Tarli
Tempat dan tanggal lahir: Kuningan, 25 April 1986
Nomor paspor: B 4422742
Berangkat pada: 15 April 2017
3. Anggara Suprayogi
Tempat dan tanggal lahir: Tangerang, 26 Desember 1984
Nomor paspor: B 4885536
Berangkat pada: 15 April 2017
4. Yoki Pratama Windyarto
Tempat dan tanggal lahir: Banjarnegara, 17 September 1995
Nomor paspor: B 5743781
Berangkat pada: 4 Maret 2017
WNI terduga teroris lainnya
1. Moch. Jaelani firdaus
Tempat dan tanggal lahir: Bekasi, 17 mei 1991
NIK: 3673021705910008
Berangkat pada: 7 Maret 2017
2. Muhamad Gufron
Tempat dan tanggal lahir: Serang, 20 Oktober 1993
Nomor paspor: A 9265977
Berangkat pada: 7 Maret 2017
3. Muhammad Ilham Syahputra (diduga tewas dalam pertempuran)
Tempat dan tanggal lahir: Medan, 29 Juli 1995
Nomor paspor: A 9291582
Berangkat pada: 29 November 2016
Sumber : Divhumas Polri
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak WNI Berperang di Filipina Selatan, Ini Analisis Pak Kivlan
Redaktur & Reporter : Soetomo