BACA JUGA: Waspadai Gempa, Tutup Sementara PLTN Hamaoka
Kedua negara yang tengah bertikai tersebut, belum menentukan sikap terkait permintaan masing-masing pihak"Hasil dari pertemuan tadi, adalah kesepakatan atas a package of solution yang direkomendasikan Indonesia
BACA JUGA: Demo Blokir Kantor Pemerintah, Aparat Tembaki Membabi Buta
Jadi tidak lagi bicara siapa yang ambil langkah lebih dahulu (untuk memenuhi permintaan masing-masing negara)Marty melanjutkan, dalam pertemuan yang memakan waktu hampir tiga jam tersebut, telah tercapai konsensus di tingkat Menlu, yang memuat kerangka acuan penyelesaian konflik secara keseluruhan
BACA JUGA: Longsor Kubur Puluhan Pekerja
Isi konsensus tersebut akan disampaikan kepada kepala negara masing-masing, untuk menentukan langkah lebih lanjut.Meski konsensus tersebut masih jauh, setidaknya kedua negara menyepakati sejumlah langkah yang harus diambil dalam jangka waktu tertentuMisalnya, persetujuan untuk kembali menggelar pertemuan bilateral melalui forum Joint Commission on Demarcation for Land Boundary (JBC) dan The General Border Committee (GBC)Selain itu, kedua negara juga sepakat untuk kembali membicarakan penempatan tim peninjau dari Indonesia di kawasan perbatasan Thailand-Kamboja, termasuk persyaratan yang diajukan masing-masing pihakDi mana Thailand bersikukuh belum akan menyetujui penempatan tim peninjau, jika Kamboja belum juga menarik pasukannya dari wilayah sengketa.
Marty menyatakan, yang dimaksud penyelesaian masalah dalam satu paket solusi, adalah penyelesaian satu permasalahan diikuti penyelesaian masalah yang lainUntuk itu, lanjut dia, setelah Thailand setuju untuk menandatangani Terms of Reference (ToR) terkait tim peninjau, segera digelar pertemuan bilateral lewat forum JBC dan GBC"Jadi kita memakai pendekatan proses bukan event," katanya.
Meski begitu, mantan Dubes RI untuk PBB itu juga mengakui bahwa pada akhirnya penyelesaian masalah diselesaikan dalam forum internal kedua negaraNamun, dia menolak jika disebut pertemuan trilateral tersebut tidak membuahkan hasil yang signifikan"Permasalahan ini sudah berlangsung sejak tahun 1962Setidaknya kita bertindak, dan kita memperoleh pengalaman berharga dengan memberikan kontribusi terhadap penyelesaian konflik," tegasnya.
Marty pun mengakui, suasana pertemuan trilateral tersebut agak kaku pada awalnyaNamun, pihaknya berupaya mencairkan suasana dengan berpindah ruangan serta berbincang lebih santai"Kita pindah ke ruangan lain, ditambah kue lapis legit dan tehMungkin itu cukup membantu," candanya.
Seperti diketahui, konflik perbatasan Thailand-Kamboja menjadi salah satu isu penting dalam pertemuan KTT ASEAN ke-18 di Jakarta, kemarinSebagai Ketua ASEAN, pemerintah Indonesia pun berinisiatif menggelar pertemuan trilateral bersama pemimpin dua negara untuk membantu penyelesaian konflik.
Namun, dari hasil pertemuan trilateral antar kepala negara, yang dihadiri Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Perdana Menteri (PM) Thailand Abhisit Vejjajiva dan PM Kamboja Hun Sen, belum mencapai titik temu yang disepakati masing-masing pihakUntuk itu, para kepala negara sepakat meminta menlu dari kedua negara untuk memperpanjang kunjungannya hingga kemarinMereka kembali menggelar pertemuan trilateral sesuai yang diinstruksikan para kepala negara.
Seperti diketahui kedua negara tetangga ini terlibat baku tembak di wilayah perbatasan sejak 22 April laluHingga sebelum KTT ASEAN ke-18 berlangsung, dikabarkan sudah 18 orang dari kedua belah pihak tewas(ken)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Minta Akses ke Tiga Janda Osama
Redaktur : Tim Redaksi