"Para demonstran Kaus Merah di kawasan itu menolak keadaan darurat yang telah dideklarasikan (pemerintah) di seluruh 23 provinsi termasuk ibukota Bangkok," ungkap Manit Wattansen, seorang sekretaris tetap di Kementerian Dalam Negeri Thailand, dalam berita yang dirilis ChannelNewsAsia, Kamis (20/5) siang.
"Kobaran api merebak di empat komplek pusat pemerintahan provinsi secara hampir bersamaan pada Rabu sore, termasuk antara lain di Udon Thani, Khon Kaen, Mukdahan, serta Ubon Ratchthani," jelas Manit kepada AFP.
Sementara itu, Manit pun memaparkan bahwa dalam kerusuhan yang merebak tersebut, dampaknya terhadap bangunan-bangunan (pemerintahan) cukup signifikan, atau diperkirakan mengakibatkan kerusakan infrastruktur antara 20-40 persen
BACA JUGA: Politisi Senior Malaysia Dibui Karena Poligami
Dijelaskan pula, komplek yang diserang para demonstran tersebut antara lain berisikan gedung-gedung kantor gubernur, juga bangunan seperti kantor pajak dan dinas pendidikan."Pemerintah telah berhasil mengendalikan situasi pada level tertentu (di wilayah-wilayah itu), namun sejauh ini masih terdapat aksi protes di Lampang dan Chiang Mai," papar Manit lagi, sembari menyebutkan beberapa kota di daerah utara Thailand tersebut.
Jam malam di Bangkok, yang ditujukan khususnya bagi kalangan demonstran yang mengamuk pasca ditutupnya markas pergerakan mereka oeh aparat, pada Rabu tadi malam telah diberlakukan pula di 23 provinsi
Dilaporkan, di Udon Thani, ribuan demonstran sempat mengambilalih pusat pemerintahan provinsi tersebut, sebelum akhirnya melakukan pembakaran, sekaligus merusak sebagian lantai dasar gedung gubernurannya
BACA JUGA: Beramal dengan Berpakaian Minim di Kalender
Yang jelas sementara ini, sejumlah kekhawatiran pun muncul dari beberapa pihak, bahwa aksi ofensif pemerintah terhadap kaum Kaus Merah yang selama enam pekan terakhir sempat menguasai distrik perbelanjaan utama Bangkok itu, justru bisa memicu kekacauaan di seluruh wilayah ThailandBACA JUGA: Kerusuhan Thailand Menguntungkan Indonesia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terjebak Bentrok, KBRI Evakuasi 43 WNI
Redaktur : Tim Redaksi