jpnn.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup melemah 8,95 poin atau 0,13 persen ke posisi 6.653,35.
IHSG terpengaruh oleh rilis risalah pertemuan 14-15 Desember, dirilis Kamis (6/1).
BACA JUGA: Omicron Terdeteksi, IHSG Berubah Jadi Merah
Federal Reserve memutuskan untuk mempercepat kenaikan suku bunga acuan pada pertengahan 2022. Pejabat The Fed mengambil keputusan tersebut karena perbaikan ekonomi di AS cukup baik, di sisi lain inflasi dinilai cukup tinggi.
IHSG menunjukkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,2 poin atau 0,13 persen ke posisi 940,5.
BACA JUGA: IHSG Uji Support Kuat 5780, Saham Bluechips Jadi Incaran
"Terkoreksinya bursa Wall street karena pelaku pasar melihat The Fed lebih agresif untuk menaikan suku bunga acuannya di awal tahun ini untuk mengontrol kenaikan inflasi, menjadi katalis negatif," tulis Tim Riset Ajaib Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, kemungkinan kenaikan Federal Funds Rate atau suku bunga membuat imbal hasil obligasi ikut naik sehingga pelaku pasar cenderung meninggalkan pasar saham.
BACA JUGA: Bangkitkan IHSG yang Sempat Anjlok, Kehadiran Investor Lokal Penting Bagi Pasar Modal
Selain itu, katalis negatif lainnya yaitu terkoreksinya mayoritas komoditas seperti minyak, emas, nikel, dan tembaga.
IHSG dibuka menguat, tetapi, tak lama melemah dan terus bergerak di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham.
Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari teritori negatif sampai penutupan bursa saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor terkoreksi di mana sektor barang konsumen non primer turun paling dalam yaitu minus 1,29 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor properti & real estat masing-masing minus 1,08 persen dan minus 0,92 persen.
Empat sektor meningkat dimana sektor kesehatan naik paling tinggi yaitu 0,48 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan sektor perindustrian masing-masing 0,25 persen dan 0,16 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi beli saham oleh investor asing di seluruh pasar yang ditunjukkan dengan jumlah beli bersih asing atau "net foreign buy" di seluruh pasar sebesar Rp 641,41 miliar.
Di pasar reguler tercatat aksi beli asing dengan jumlah beli bersih Rp 645,22 miliar. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia