Thomas Tewas..Kantor, Bank, Pertokoan dan Sekolah Tutup

Kamis, 06 April 2017 – 09:50 WIB
Jenazah Thomas Talubun dievakuasi aparat bersama tim medis dari TKP, Rabu (5/4) kemarin. Foto: Eleuterius Leisubun/Radar Timika

jpnn.com, PUNCAK - Seorang guru sekolah dasar di Distrik Gome Kabupaten Puncak, Papua, Thomas Talubun tewas mengenaskan, Rabu (5/4) kemarin. Thomas diduga dibantai secara sadis oleh sekelompok warga di Jalan Hasanuddin, Kompleks Irigasi Ujung.

Warga sekitar mengetahui kejadian sadis itu setelah mendengar teriakan minta tolong dari korban. Kemudian warga sekitar merespons ke sumber suara dan menemukan korban sudah bersimbah darah. Saksi mata sempat melihat sekitar tiga orang warga yang diduga pelaku pembantaian, namun kemudian melarikan diri ke dalam semak semak.

BACA JUGA: Enam Ruangan di Kantor Gubernur Dibobol Maling

“Saya datang korban masih sempat berdiri di dalam parit, sedangkan tiga orang itu langsung lari ke dalam hutan hutan,” ujar saksi mata Gusti Fautngil saat ditemui Radar Timika di lokasi kejadian, Rabu (5/4) kemarin.

Keluarga dekat korban itu mengatakan, bahwa sebelum kejadian itu korban sempat mengatakan ingin menjemput istri dan anaknya di Jalan Busiri Jalur 10, Sempan.

BACA JUGA: Pimpinan KKB Tewas dalam Kontak Senjata di Yapen

Saksi menceritakan bahwa sempat melihat kejadian itu namun dari jarak jauh, saat itu korban melintas dengan mengunakan sepeda motor miliknya Yamaha Jupiter MX warna hitam bernomor polisi DS 2448 MJ. Setibanya di lokasi kejadian langsung disergap para pelaku yang diduga lebih dari tiga orang dan mengayunkan benda tajam ke tubuh korban. “Dia sempat tabrak satu orang langsung motor jatuh. Terus dia lari menghindar ke sebelah parit,” katanya.

Namun saat korban menghindar, para pelaku terus mengejar dan mengayun-ayunkan parang ke arah korban, hingga parang para pelaku sempat menancap di kuduk korban. Saksi sendiri tidak bisa berbuat banyak saat hendak berusaha untuk menolong.

BACA JUGA: Begini Sikap Gubernur Papua Soal Freeport

“Dia (korban) saat itu masih sempat berdiri di dalam kali. Saya mau tolong tapi tidak kuat. Saat itu pelaku sudah lari, terus saya minta tolong baru adik laki-laki saya datang dan kami angkat dia dari dalam kali naik ke atas,” kata Gusti.

Dia menduga korban sudah diincar, karena beberapa hari sebelumnya sempat melihat beberapa orang warga yang melintas di dekat lokasi kejadian. Hanya saja dirinya tidak berprasangka buruk kepada mereka, yang saat itu membawa senjata tajam berupa panah maupun parang.

Keluarga korban kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Unit Reskrim Polres Mimika kemudian melakukan olah TKP. Aparat juga mengevakuasi jenazah almarhum ke kamar jenazah RSUD Mimika untuk dilakukan visum. Sejumlah keluarga korban yang datang ke kamar jenazah RSUD Mimika tampak histeris.

Kasus pembunuhan Thomas Talubun ini diduga kuat dipicu oleh kematian salah seorang warga, Luther Magal pada Sabtu (1/4). Luther Magal, mantan karyawan Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (LEMASA) dibunuh oleh LW bersama ketiga rekannya di belakang Lapangan Jayanti, Sempan.

LW dan ketiga rekannya sudah diamankan oleh polisi dan kini mendekam di sel tahanan Polsek Mimika Baru. Keluarga almarhum Luther Magal sempat memicu keributan di Jalan Hasanuddin, Irigasi, pada Senin (3/4) lalu, hingga mengakibatkan dua warga terkena luka panah dan merusak sejumlah rumah dan warung di sepanjang Jalan Hasanuddin, Irigasi menuju Pasar Sentral Timika.

Kelanjutan dari kejadian tersebut, keluarga korban mengamuk dan hendak melakukan penyerangan balasan kepada kelompok pelaku di Jalan Hasanuddin, Kompleks Irigasi, yang diduga sebagai pelaku penyerangan yang menewaskan almarhum Thomas Talubun.

Sementara itu situasi di Jalan Budi Utomo, Jalan Busiri, Sempan Timika pada Rabu pagi sempat tegang. Pertokoan dan kantor perbankan serta sekolah yang berada di lokasi itu memilih tutup dan pihak sekolah memulangkan anak anak sekolah lantaran takut terjadi bentrok massa.

Kepanikan justru melanda sekolah-sekolah. Seperti di Sekola Kristen Kalam Kudus. Pihak sekolah memutuskan memulangkan para murid baik PAUD maupun SD lebih awal. PAUD kelas siang bahkan sama sekali tidak sempat menerima pelajaran. Sedangkan ratusan murid SD langsung dipulangkan ke rumah masing-masing sekitar pukul 10.20 WIT. Baik dengan menggunakan bus, maupun dijemput para orang tua.

Hal yang sama juga tampak di SMA Negeri 1 Mimika di Jalan Yos Sudarso serta di SMP Negeri 2 Mimika di Jalan Budi Utomo. Juga sekolah-sekolah yang ada di seputaran Kota Timika.

Demikian juga aktivitas di kantor-kantor BUMN dan swasta dan pertokoan tampak lengang. Warga memilih menutup toko dan kantor serta menyimpan barang dagangan, sembari berjaga-jaga di depan kantor mereka.

Aparat keamanan dari Polres Mimika tampak juga berjaga-jaga di sekitar Jalan Pattimura dan Jalan Hasanuddin serta beberapa titik yang lain. Hingga sore menjelang malam hari, aktivitas warga tampak sepi. Bahkan kendaraan yang melintas pun sangat jarang. (rex/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komnas HAM: Jangan Adu Domba Warga Papua


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler