Tiada Pihak Berani Suarakan Pemakzulan Terhadap Jokowi, Refly Harun Sampai Heran

Selasa, 14 November 2023 – 18:29 WIB
Refly Harun. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pakar hukum tata negara Refly Harun merasa heran karena sampai saat ini tidak ada pihak yang berani menyuarakan pemakzulan atau impeachment terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Refly mengungkapkan rasa herannya soal itu karena sebenarnya mayoritas publik menganggap Jokowi punya catatan negatif dalam mewujudkan demokrasi yang sehat.

BACA JUGA: Cegah Politik Dinasti, Prof Ikrar Ingatkan Presiden Jokowi Segera Sadar Diri

Mantan wartawan yang kini dikenal sebagai YouTuber itu mengatakan Indonesia memiliki rakyat 275 juta. Namun, tak satu pun yang berani mengatakan bahwa kini saatnya memakzulkan Jokowi dari kursi kepresidenan.

"Enggak ada yang berani juga omong, ya," kata Refly saat menjadi pembicara diskusi bertema 'Menyelamatkan Demokrasi dari Cengkeraman Oligarki dan Dinasti Politik' di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (14/11/2023).

BACA JUGA: Gus Mus: Ada Republik Rasa Kerajaan

Selain Refly, pembicara lain dalam diskusi itu ialah rohaniwan Romo Magnis Suseno, peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Ikrar Nusa Bhakti, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, dosen Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar, dan pegiat hak-hak konstitusi Bivitri Susanti.

Lebih lanjut Refly mengatakan masih ada cara bagi masyarakat untuk menyelamatkan demokrasi menjadi lebih sehat dan jauh dari cengkeraman oligarki maupun politik dinasti politik.

BACA JUGA: Refly Harun: Meminta Presiden Mundur Boleh dalam Demokrasi

Menurut Refly, cara yang bisa dilakukan ialah memastikan Pemilu 2024 berjalan jujur dan adil.

Namun, mantan staf ahli di Mahkamah Konstitusi (MK) menegaskan upaya mewujudkan pemilu yang jurdil juga bukan hal mudah.  "Anasir curang sudah dari hulu," katanya. 

Oleh karena itu, Refly menyarankan agar para pemilih di pemilu tidak memberikan suara mereka kepada calon titipan yang dihasilkan politik dinasti.

"Saatnya kita tidak memilih orang yang titipan dari dinasti tersebut. Saya tidak berbicara tentang orang," katanya.

Menurut Refly, tidak mudah mewujudkan demokrasi yang sehat menyambut Pemilu 2024 RI dengan potensi kecurangan yang besar.

Namun, kata pria kelahiran Palembang itu, masyarakat punya tanggung jawab untuk mengawal proses pemilu jauh bisa terlaksana dengan adil.

Refly menyebut pemilu mendatang becek seperti comberan, banyak politik uang dan kecurangan, serta keberpihakan aparat. "Yakin saya, dan itu sudah dimulai," kata dia.

Selain itu, Refly juga mengingatkan kalangan perguruan tinggi untuk menentukan sikap. Menurut dia, kampus akan diombang-ambingkan oleh kekuatan politik.

"Kalau bapak yakin netral, netral benar. Kalau berpihak, ya, sudah, berpihak secara sehat. Berpihaklah dengan hati nurani dan akal sehat, bukan berpihak kekuasaan dan uang serta tekanan dan takut kehilangan jabatan sebagai rektor," kata dia.(ast/jpnn.com)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru Besar IPB Menganggap Jokowi Layak Disebut Sebagai King of Big Liar


Redaktur : Antoni
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler