Tidak Ada Alasan Pemerintah Takut Ancaman Freeport

Kamis, 23 Februari 2017 – 08:26 WIB
Lokasi pertambangan PT Freeport Indonesia di Papua. Foto: dokumen Jawa Pos

jpnn.com - jpnn.com - Keputusan pemerintah melarang PT Freeport Indonesia (PT FI) mengekspor konsentrat mendapat dukungan banyak pihak.

Salah satunya datang dari peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM Fahmy Radhi.

BACA JUGA: Lah, LSM Penerima Duit AS Kini Sariawan soal Freeport

Menurut dia, selama pelarangan ekspor konsentrat berdasar peraturan perundangan, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk gentar menghadapi ancaman Freeport.

Sebagaimana diketahui, PT FI harus mengubah status kontrak karya (KK) menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK) jika ingin tetap mengekspor konsentrat.

BACA JUGA: Luhut: Indonesia Berdaulat, Tidak Bisa Didikte Freeport

Pasalnya, pemerintah tetap berpegang teguh pada UU Minerba 4/2009.

Nah, menurut Fahmy, PTFI bakal menghitung ulang rencananya untuk benar-benar melawan pemerintah.

BACA JUGA: Ini Saran Bamsoet ke Jokowi untuk Hadapi Freeport

Salah satunya adalah makin merosotnya harga saham McMoRan Copper & Gold Inc di Bursa New York (FCX).

Dua tahun lalu, lanjut dia, harga saham FCX masih bertengger USD 62 per saham. Pada perdagangan akhir Desember 2015, harga saham mulai jeblok menjadi USD 8,3 per saham.

’’Januari 2016 jadi USD 3,96 per saham. Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya kepastian perpanjangan KK dari pemerintah Indonesia,’’ ujar anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas tersebut.

Kalau ancaman Freeport seperti memberhentikan pekerja sampai membawa ke arbitrase dilakukan, harga saham makin buruk.

Di sisi lain, Menteri ESDM Ignasius Jonan sampai saat ini belum berencana mengendurkan tekanan terhadap PT FI.

Mantan menteri perhubungan itu sempat menyinggung setoran PTFI setiap tahun Rp 8 triliun.

Menurut dia, jumlah itu tidak sebanding dengan rewelnya sikap perusahaan. ’’Kenapa Freeport rewel, ya? Padahal, pembayar pajak lainnya lebih besar, tapi ya santai saja,’’ katanya di UMM Malang pada Selasa (21/2).

Sementara itu, Juru Bicara PT FI Riza Pratama mengungkapkan, perusahaan akan tetap beroperasi.

Kegaduhan yang membuat perusahaan hanya memproduksi konsentrat 40 persen tersebut akan menyesuaikan PT Smelting.

’’Awal Maret nanti, PT Smelting beroperasi. Produksi kami hanya mengandalkan Smelting,’’ pungkasnya. (dee/dim/c16/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Freeport Rumahkan Karyawan, Luhut: Kampungan...


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler