BACA JUGA: STIP Wuna Diusul jadi Universitas
"Tidak ada kesamaan identik
BACA JUGA: Rektor Unmul: Bahaya Jika Dosen Hanya Kejar Duit
Kalau polanya sama berarti benar terjadi contekan massal, solusinya ujian harus ulangSebelumnya, Mendiknas meminta kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk melakukan pemindaian jawaban dari 60 siswa yang mengikuti UN di SD tersebut
BACA JUGA: KPAI Tunjuk Aam Sebagai Icon Kejujuran
Dari pola jawaban, kata Mendiknas, dapat diketahui terjadi pencontekan massal atau tidak"Ada dua variabel penting yaitu pola jawaban dan hasil nilai," katanya.Meski begitu, Nuh meminta persoalan ini dilihat jelas duduk perkaranyaDari situ, imbuh dia, kemudian diambil suatu keputusan dan tindakan"Yang salah diberikan sanksi, yang harus kita cegah jangan sampai jadi eskalasi sosial antara yang melaporkan dengan masyarakat yang tidak terima," katanya.
Dugaan contek massal mencuat setelah adanya laporan wali murid bernama Ibu Siami. Anaknya, Al, mendapatkan instruksi dari seorang guru untuk memberikan contekan jawaban ke teman-temannya saat UN beberapa waktu laluMendiknas memberikan penghargaan kepada Ibu Siami dan keluarga karena telah menyampaikan kebenaran.
"Saya beri penghargaan yang mengangkat kejujuran, tetapi pengungkapan adanya kecurangan tidak serta merta ada kecurangan massal atau contek massal," ujarnya.
Mendiknas mengatakan, saat ini yang berkembang di masyarakat seolah-olah terjadi kecurangan massalSementara, di sisi lain, ada kelompok wali murid yang tidak menerima anaknya dikatakan melakukan kecurangan"Ini persoalan akademik murni jangan sampai merembet ke (ranah) sosial," katanya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemdiknas Tak Mau Umbar Izin RSBI di Daerah
Redaktur : Tim Redaksi