JAKARTA - Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) masih belum melansir hasil pembahasan evaluasi menyeluruh ujian nasional (Unas)Termasuk apakah mereka menjatuhkan rekomendasi sanksi terhadap kasus menyontek massal Unas tingkat SD di SDN Gadel II Surabaya.
Rapat pembahasan unas tersebut digelar tertutup
BACA JUGA: Kemdiknas Tak Mau Umbar Izin RSBI di Daerah
Rapat tersebut, dijadikan satu dengan rapat rutin BSNP dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)BACA JUGA: Buku Teks PKn SMA segera Dievaluasi
Dia masih belum mau menyebutkan apakah BSNP mentolelir pelanggaran di SDN Gadel II Surabaya atau bertindak tegas menjatuhkan sanksi.Kepala Balitbang Kemendiknas Mansyur Ramli juga irit berbicara terkait kasus menyontek massal itu
BACA JUGA: Pengusiran Keluarga Siami Menuai Kecaman
"Agenda saya bertepatan dengan rapat juga di wantimpres (dewan pertimbangan presiden, red)," ujarnyaIa masih menunggu informasi jika memang BSNP sudah menyiapkan rekomendasi terhadap kasus penyontekan itu.Sementara itu, sosok Aam, siswa yang terang-terangan mengaku kepada ibunya jika disuruh gurunya menjadi biang nyontek bakal ditunjuk sebagai ikon kejujuranKetua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Maria Ulfa Anshor menjelaskan, Aam bakal menjadi ikon saat peringatan Hari Anak Nasional 23 Juli 2011 mendatang.
Ulfa menuturkan, KPAI cukup prihatin dengan kasus yang menimpa Aam dan keluarganya"Sudah berusaha jujur, malah mendapatkan pertentangan tetangga," tandasnyaDia menyebut, dari kejadian ini memunculkan fenomena kejujuran di negeri ini sudah tercabik-cabik.
Untuk mengembalikan kejujuran yang sudah mulai rontok itu, KPAI mulai bereksperimen mendirikan sekolah berbasis kejujuranCerita yang dialami Aam itu, bakal diadopsi untuk menyemangati dan menjadi teladan siswa-siswa di sekolah berbasis kejujuran"Sekolah kejujuran ini saat ini masih kami matangkan lagi," urainya.
Ulfa lantas mengatakan jika persoalan tadi berujung pada pelaksanaan unas yang tidak mendidikSaat ini, dia menganggap jika unas menimbulkan perlombaan di kalangan kepala daerah hingga kepala sekolah untuk meluluskan seratus persen siswanya"Bagaimanapun caranya," ungkap UlfaTermasuk cara yang dilakukan guru di SDN Gadel II Surabaya ituUlfa menyatakan, jika ingin dikorek lebih dalam, kasus menyontek massal tidak hanya terjadi di sekolah tersebut.
Bentuk protes dari KPAI terhadap pelaksanaan unas yang cenderung lebih mementingkan hasil ketimbang proses tersebut, disampaikan langsung ke Wamendiknas Fasli JalalAduan yang berisi beberapa rekomendasi tersebut, disampaikan oleh Komisioner KPAI Badriyah Fayumi.
Dia mengatakan, rekomendasi yang disampaikan itu cukup banyakTapi, yang menonkol adalah kajian unasBadriyah menyebutkan, KPAI memandang unas saat ini tidak ramah terhadap anakUnas yang dijadikan sistem evaluasi pamungkas tersebut, menurut Badriyah membuat semua pihak tertekan"Mulai dari siswa, orangtua, hingga guru tertekan," kata dia(wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PPP Minta Kemendiknas Gelar Ujian Ulang
Redaktur : Tim Redaksi