jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif mengungkapkan bahwa tidak semua operasi tangkap tangan (OTT) dilakukan dengan penyadapan. Dia pun membantah KPK tebang pilih kasus.
Menurut Syarif, ketika menindaklanjuti sebuah kasus, KPK tentu mencari yang paling lengkap alat bukti dan informasinya.
BACA JUGA: KPK Beberkan Cara Lakukan OTT
“Tidak semua OTT pakai penyadapan. Ada pula OTT yang tidak pakai penyadapan,” kata Syarif saat rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, Selasa (12/9).
Dia menegaskan, ketika ada laporan lengkap dan tanpa penyadapan, KPK juga bisa menindaklanjutinya. “Masa kalau ada laporan lengkap kami tutup mata?” tegas Syarif lagi.
BACA JUGA: Ada OTT Jaring Hakim dan Panitera, MA Berterima Kasih ke KPK
Jadi, kata Syarif, OTT itu sebenarnya susah sekali. KPK tidak ada pilih-pilih, baik jumlah uangnya, maupun siapa yang akan ditangkap.
“Tidak ada pilih lebih sedikit, lebih berat, itu tidak ada. Semua sama, kalau akurat informasinya kami kembangkan,” paparnya.
BACA JUGA: Catat, Hakim dan Panitera Sulit Dibina Bakal Dibinasakan
Menurut Syarif, OTT itu hanya 10 persen saja dari kasus-kasus yang ditangani KPK. Sebab, kata dia, yang paling banyak ditangani KPK itu adalah pengembangan kasus.
Hanya saja, kata dia, pemberitaan OTT selama ini lebih besar ketimbang lainnya. “Cuma sensasi medianya selalu lebih wah, seakan-akan kami divonis tidak pernah pencegahan,” katanya.
Dia mengatakan, secantik apa pun pencegahan yang dilakukan Direktorat Pencegahan di bawah pimpinan Pahala Nainggolan, tidak pernah diberitakan penuh oleh media. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Tetapkan 3 Tersangka Hasil OTT Rp 125 Juta di Bengkulu
Redaktur & Reporter : Boy