Tiga Hal Pemicu Mahalnya Ongkos Politik

Sabtu, 25 Januari 2014 – 18:32 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Politik di Indonesia mengeluarkan ongkos yang tidak sedikit. Pengamat politik dari Charta Politika Arya Fernandez mengungkapkan tiga faktor yang membuat ongkos politik di Indonesia makin mahal.

Faktor pertama, perubahan mekenisme pemilihan dari tidak langsung oleh parlemen menjadi pemilihan langsung oleh rakyat. Menurut Arya, hal ini membuat ongkos kampanye menjadi mahal.

BACA JUGA: Pengusaha Terjun ke Politik Dicap Pembohong

Imbasnya, banyak pengusaha yang bergabung dengan partai politik dan dan mendapatkan jabatan strategis. Bahkan tak sedikit pengusaha yang langsung didaulat menjadi ketua umum.

"Perubahan ini membuat biaya politik sangat mahal. Yang diuntungkan orang-orang yang punya duit banyak," kata Arya dalam diskusi Redsbons bertajuk 'Mahalnya Ongkos Nyapres' di Cikini, Jakarta, Sabtu (25/1).

BACA JUGA: Yusril: Putusan MK Blunder

Faktor kedua, sambung Arya, iklan televisi dinilai efektif untuk mempengaruhi masyarakat. Oleh karenanya, kini parpol lebih memilih berkampanye lewat iklan televisi daripada melakukan kampanye ke daerah.

Arya menuturkan, faktor ini juga terjadi di negara barat seperti Amerika Serikat. Menurutnya, setengah dari anggaran kampanye Presiden AS Barack Obama pada pemilu 2008 tersedot untuk biaya iklan televisi.

BACA JUGA: Golkar Tak Kompak Soal Honor Saksi di TPS

"Sebanyak 54 persen dana Obama habis di iklan. Di 2014 nanti, setengah dana capres juga akan habis di iklan," ujarnya.

Faktor ketiga yakni bergesernya politik ke ranah personal. Fenomena ini membuat seorang politisi atau calon pemimpin membangun image atau branding.

"Dan itu butuh biaya juga kan. Tentu tidak murah. Jadi kalau ada yang bilang biaya capres murah, itu mimpi," tandas Arya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ical Anggap Anggaran Honor Saksi Mubazir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler