JAKARTA - Ada yang menarik dari riasan yang dikenakan Aliya Rajasa pada resepsi pernikahan dengan Edi Baskoro Yudhoyono di Jakarta Convention Center tadi malam (26/11)Aliya yang dalam akad nikah di Istana Cipanas menggunakan riasan ala Palembang, semalam menggunakan riasan Paes Ageng nonkonvensional, yang di Jogja kini dikenal dengan nama Paes Ageng SBY
BACA JUGA: Tamu Undangan Ibas Lebih Banyak dari Agus
Riasan tersebut dikenalkan Tienuk Riefki ketika merias Annisa Pohan saat menikah dengan Agus Harimurti Yudhoyono pada 2005
BACA JUGA: Sore Tamu Ayah, Malam Tamu Aliya
Perbedaannya adalah pada baju yang dikenakan pengantin
BACA JUGA: Ribuan TKI Mulai Serbu Malaysia Februari
Sementara, mempelai pria mengenakan baju dodot dan memakai topi kuluk dan ukel ngore (ekor rambut).Sementara Paes Ageng Jangan Menir adalah riasan paes ageng yang dipadu dengan baju blenggen dari bahan beludru, selendang pendhing, dan topi kuluk kanigaraSementara, Paes Ageng Kanigaran mirip Paes Ageng Jangan Menir namun menggunakan dodot kampuh melapisi kain cinde warna merah.
Riasan yang digunakan Aliya dan Ibas tadi malam menggunakan model yang berbeda dengan tiga kategori tersebutYakni, riasan Paes Ageng bagi mempelai perempuan lengkap dengan sanggul bokor mengkurep, paes hitam dengan prada di dahi, baju kebaya dan perhiasan di leherSementara, mempelai laki-laki menggunakan beskap atela dan topi blangkon, bukan baju dodot atau blenggen beludru dan topi kuluk.
Untuk merias mempelai perempuan, Tienuk mengaku membutuhkan waktu tiga jam"Untuk penempelan prada saja dibutuhkan waktu satu jam, karena saya harus menempelkan prada satu per satu dengan jari, tidak boleh pakai alat bantu," tutur Tienuk sebelum resepsi.
Sementara, untuk riasan Ibas, Tienuk mengaku tidak membutuhkan waktu lamaPasalnya, Ibas hanya dirias dengan bedak tipis sesuai warna kulit"Bagi pengantin pria, penampilan kulit yang segar lebih penting dibandingkan riasan tebal," terang perias asal Bantul, Jogjakarta ini.
Kebaya dan beskap yang digunakan Ibas dan Aliya tadi malam tidak dibawa oleh Tienuk, melainkan didesain oleh Biyan WanaatmadjaDesainer asal Surabaya itu dikenal dengan potongan yang sederhana, namun detil dan modernBiyan yang membuka butik di kawasan Kemang ini memiliki empat label utama, yakni Biyan Wanaatmadja, Studio 133, (X)S.M.L, dan Biyan Bride(kuh/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Mulai Bidik Walikota Semarang
Redaktur : Tim Redaksi