jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri tengah menelaah inovasi yang dilakukan 25 kepala daerah yang masuk nominasi Innovative Government Award (IGA). Dari jumlah itu, ada beberapa inovasi yang tergolong menarik.
Beberapa terobosan kepala daerah yang dianggap menarik antara lain program kota sejuta taman yang dilakukan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Ada pula pemberdayaan ekonomi perempuan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Atau yang tak kalah menariknya penghapusan rentenir di Kabupaten Bantul.
BACA JUGA: Urus Izin Usaha 47 Hari, di Singapura Hanya Dua Jam
Nama Tri masuk dalam jajaran kepala daerah "inovator" oleh tim seleksi Kemendagr karena dinilai berhasil "menyulap" Surabaya yang bersuhu panas menjadi sejuk. Salah satunya dengan cara memugar taman Bungkul di Jl Raya Darmo menjadi taman hiburan. Taman Bundaran Dolog, Taman Undaan, atau taman di Bawean juga tak lepas dari polesannya.
BACA JUGA: Tegaskan Sidang Sengketa Pilkada Gunung Mas Sesuai Prosedur
Tri juga membangun areal bagi pejalan kaki yang membuat taman-taman tadi bisa dinikmati dengan tenang. Kreativitas Tri akhirnya dihargai secara nasional dengan diberikannya piala Adipura sejak 2011, 2012, hingga 2013.
Bagi tim seleksi IGA, Bupati Kutai Kartanegera (Kukar) Kalimantan Timur, Rita Widyasari layak masuk daftar sebab dinilai sangat peduli dengan pemberdayaan ekonomi perempuan.
BACA JUGA: Sulit Berharap Lagi Pada Kekuatan Mahasiswa
Sejak 2011, bupati perempuan satu-satunya di Kaltim ini memberikan bantuan dana bagi perempuan yang memiliki usaha kecil. Mereka layak mendapat kucuran bantuan Rp 25 juta sampai Rp 500 juta. "Ada tim yang memverifikasi permohonan bantuan mereka," ucap Rita.
Ditambahkannya pula, tim verifikasi dibentuk untuk mengantisipasi munculnya kredit macet dari modal kerja yang berasal dari APBD Kukar tersebut. Karena mengedepankan kehati-hatian, sejak program Rumah Karya Rita (RKR) dimuncukan, nilai bantuan yang diberikan fluktuatif.
Alokasi RKR Tahun 2011 sudah mencapai Rp 25 miliar. Angka itu naik pada 2012 menjadi Rp 35 miliar. Sementara pada 2013 ini, baru Rp 16 miliar anggaran RKR yang terserap.
Meurut Rita, total penerima bantuan hingga kini mencapai 6.000 orang atau kelompok usaha. Rita yakin RKR akan terus berjalan karena pihaknya tak menuntut bunga pinjaman ataupun agunan.
Walau begitu, mereka yang meminjam tetap diharuskan melunasi pinjaman maksimal selama 2 tahun. "Jika lunas, mereka bisa ajukan pinjaman baru," tambahnya seraya mengharapkan RKR bisa terus berkembang dan mencapai 2,5 persen dari APBD.
Sementara Bupati Bantul, Sri Surya Widati mengeluarkan kebijakan penghapusan rentenir setelah prihatin banyak pedagang pasar tradisional terbelit utang. Sampai kini dana bergulir untuk melawan para rentenir jumlahnya sudah mencapai Rp 7,6 miliar.
Dana yang dianggarkan pada APBD sudah diberikan ke 8.000 pengusaha kecil dari 13.000 yang ada. Program ini dikeluarkan untuk memerangi rentenir yang terus merambah pengusaha bermodal minim. (pra/gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengacara Wawan Persoalkan Penyitaan
Redaktur : Tim Redaksi