jpnn.com - PENCARIAN black box AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata terus digelar oleh tim Basarnas, BPPT, TNI dan KNKT. Pagi ini (11/1), tiga kapal yang dikerahkan untuk mencari alat yang berfungsi mereka data penerbangan pesawat itu, telah mendeteksi pinger yang diduga kuat sebagai lokasi black box.
Menurut Meputi Kepala Bidang Teknologi dan Pengembangan SDM BPPT Ridwan Djamaluddin, ketiga kapal itu mendeteksi pinger yang sama sekitar pukul 08.15. “Jaraknya antara 1-4 km dari ditemukannya ekor pesawat AirAsia,” kata Djamaluddin saat diwawancari secara live oleh MetroTV, Minggu (11/1).
BACA JUGA: Tim SAR Siapkan 2 Skenario Pencarian Black Box
Menurut Djamaluddin, tiga kapal itu melaporkan suara yang sama dengan. “Mudah-mudahan ini tidak salah," imbuh Ridwan.
Untuk soal kedalaman, Djamaluddin mengaku bahwa pinger tersebut berada di kedalaman sekitar 30 meter. Pihaknya pun menyerahkan operasi pencaraian ini ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Kata dia, KNKT-lah yang punya otoritas mengangkat black box.
BACA JUGA: Ini Penyebab Pencarian Black Box Makin Sulit
Bahkan saat ditanya butuh waktu berapa untuk mengangkat black box, Djamaluddin tak mau berkomentar. “Kami tidak memiliki penyelam, karenanya kami tidak berwenang menjawab itu,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengaku bahwa mengangkat black box bukanlah perkara mudah. Sebab, setelah tak ditemukan di ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang telah berhasil diangkat Sabtu (10/1), memunculkan kekhawatiran baru akan sulitnya mendapatkan benda berwarna orange itu.
BACA JUGA: Ibu Negara Hadiri Pernikahan Ponakan
Kekhawatiran tersebut cukup beralasan, mengingat dasar laut lokasi jatuhnya pesawat diketahui selain mengubur banyak bangkai-bangkai kapal dan logam lain, juga berlumpur.
Hal itu diakui Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi, saat menggelar konferensi pers di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Sabtu (10/1) sore.
“Ya akan sulit dicari jika benda tersebut tertimbun lumpur. Tidak sebaik kalau tidak tertutup lumpur," kata Tatang, seperti diberitakan Kalteng Pos (grup JPNN).
Selain itu, lanjut dia, kendala lain yang menyulitkan pencarian kotak hitam di dasar laut adalah kondisi arus bawah dan gelombang tinggi yang menyulitkan para penyelam maupun alat yang diterjunkan untuk melakukan pencarian.
“Kondisi laut yang tidak tenang, air yang keruh akibat arus di bawah di area pencarian, selama ini menjadi kendala dan hambatan utama, baik dalam pencarian black box, korban maupun badan pesawat,” jelas Tatang. (mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Jonan Siap Mundur
Redaktur : Tim Redaksi