jpnn.com, JAKARTA - Para peserta SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) jangan terkecoh dengan informasi tentang passing grade atau batas minimal nilai masuk program studi alias prodi di perguruan tinggi negeri.
Dalam informasi yang beredar, disebutkan misalnya untuk masuk Jurusan Sastra Jepang Universitas Brawijaya (UB) tercantum nilai minimal 503. Padahal, dalam sistem SBMPTN tahun ini bisa dipastikan bahwa semua PTN tak memiliki passing grade. PTN hanya memiliki prediksi persaingan dan jumlah kursi tiap jurusan. Praktis, informasi ini bisa dibilang hoaks.
BACA JUGA: Pendaftaran SBMPTN 2019: Pilihlah Prodi secara Rasional
Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Prof Dr Ravik Karsidi mengimbau agar peserta SBMPTN tak mempercayai informasi tersebut. Karena informasi ini bisa dipastikan dari ulah oknum tak bertanggung jawab.
”Kami tidak pernah membuat rilis passing grade per jurusan. Kami hanya mengeluarkan tiga kelompok nilai peserta ujian tes berbasis komputer (UTBK),” kata mantan rektor UNS ini, saat dikonfirmasi.
BACA JUGA: Nilai Aman Bisa Lolos SBMPTN Minimal 500, Ini Prediksi ya
BACA JUGA: Mama Pusing karena Anak Gagal PPDB Zonasi, Banyak Swasta Tutup Pendaftaran
Menurut dia, tiga kelompok nilai peserta UTBK tersebut adalah kelompok bawah dengan nilai kurang dari 300, kelompok tengah di atas 300 hingga 700 dan kelompok atas nilai di atas 700.
BACA JUGA: Ikut SBMPTN 2019 Pusingnya tak Hanya Sekali, Banyaaak, Hahaha
”Dari kelompok nilai ini, kampus tidak bisa bikin passing grade, karena sistemnya tes dulu, baru daftar,” terangnya.
Dia menambahkan, kampus bakal kesulitan untuk membuat batas minimal nilai per jurusan. Karena passing grade bisa diketahui setelah rekap pendaftar masuk di sistem kampus.
”Itu adalah risiko SBM PTN tahun ini. Dulu, setiap pendaftar bisa tahu jurusan A, nilai minimal sekian. Sekarang tidak bisa,” ungkap guru besar UNS ini.
Lebih lanjut, pihaknya juga menyayangkan ulah oknum tak bertanggung jawab tersebut. Karena informasi tersebut bakal membuat masyarakat bingung. ”Kami imbau, jika ada informasi yang belum tentu kebenarannya lebih baik dicek ke kampus terdekat,” imbaunya.
Sementara itu, Rektor UB Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR MS menyatakan, pihaknya sangat menyayangkan oknum tak bertanggung jawab tersebut. Karena hal ini bisa membuat peserta salah menentukan pilihan jurusan sesuai dengan nilainya.
”Takutnya begini, peserta terpengaruh dengan informasi itu, akhirnya malah mendaftar jurusan lain yang tidak pas dengan nilainya,” ungkap mantan dekan Fakultas Pertanian UB ini.
Tak hanya itu, masih kata dia, informasi tersebut juga merugikan kampus. Karena hal ini bisa menyebabkan persebaran jurusan tidak maksimal. ”Kami saja tidak bisa mengukur, untuk masuk UB minimal nilai berapa, dari range berapa,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Rektor I Universitas Negeri Malang (UM) Prof Dr Budi Eko Soetjipto MEd MSi. Menurut dia, ulah oknum tak bertanggung jawab tersebut membahayakan kampus dan pendaftar.
BACA JUGA: Pak Dokter Cerita, Nilai UN Anaknya Rata – rata 92,5, Gagal PPDB Jalur Zonasi
”Mereka (pendaftar) bisa tersingkir cepat. Misalnya, jurusan yang ditulis (oknum) grade-nya tinggi, padahal tidak, akhirnya malah dilewatkan,” terang guru besar UM ini. (san/c1/im)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendaftaran SBMPTN 2019, Ini Prodi yang Paling Banyak Diminati
Redaktur & Reporter : Soetomo