Tiga Kolektor Yang Gila Kumpulkan Benda-Benda Seni

Fadli Zon Punya 800 Bilah, Koleksi Tjahjo Ditawar Miliaran Rupiah

Senin, 19 Juli 2010 – 10:41 WIB
Tak banyak kolektor keris yang punya derajat "kegilaan" seperti Fadli Zon, Tjahjo Kumolo, dan Anak Agung Gede Waisnawa PutraBukan hanya jumlah keris yang mereka koleksi berjibun, tapi semangat mereka untuk melestarikan seni budaya Indonesia itu juga patut diacungi jempol.

----------------------------------------------------------------------------
RIDLWAN, PRIYO HANDOKO, ANY RUFAIDAH, Jakarta
----------------------------------------------------------------------------

Aroma wangi dupa aromaterapi merebak saat Jawa Pos memasuki Fadli Zon Library pada Kamis Kliwon, 1 Juli lalu

BACA JUGA: Tanpa Alkohol, Bukan Pasutri Tak Diterima

Rumah bergaya modern minimalis di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, tersebut adalah tempat tetirah bagi politikus muda Fadli Zon
Orang dekat mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto itu mengisi griya tiga lantainya dengan aneka barang kuno, antik, dan langka

BACA JUGA: Kisah Pasutri Saksi Hidup Tragedi Kapal Marvi Marmara



"Saya sebenarnya cinta kepada benda seni sejak masih berada di SMA, tapi baru bisa serius mengumpulkannya di satu tempat sekitar tiga tahun belakangan," ujar Fadli.
   
Sebelum Fadli Zon Library dibangun pada awal 2007, alumnus London School of Economics itu menyatakan bahwa barangnya berserak di mana-mana
"Ada yang ditaruh di rumah saya di Cimanggis, juga Bogor dan Sumatera Barat, asal saya," tutur dia

BACA JUGA: Dalam 2,5 Jam, Maemunah Berubah Jadi Laki-Laki Tulen


   
Fadli menghiasi dinding ruang paling atas rumahnya dengan puluhan lukisan karya seniman besar IndonesiaAda lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Affandi, dan Lee Man FongDia juga mengoleksi 40 ribu buku, fosil-fosil purba, kacamata tokoh pergerakan kemerdekaan, dan barang-barang pribadi Bung Hatta
   
Yang tak kalah hebat, Fadli juga merupakan kolektor kerisTidak tanggung-tanggung, sampai kini di lantai 2 rumahnya tersimpan 800 kerisMulai keris sepuh (tua) sampai tangguh (masa pembuatan) kamardikanKeris kamardikan adalah keris yang diciptakan oleh para empu setelah Indonesia merdeka pada 1945. 
   
Meski berdarah Minang, ayah Safa Sabila dan Zara Saladina itu menuturkan cinta mati pada dunia perkerisan"Selama ini, orang awam menganggap keris identik dengan budaya JawaPadahal, itu adalah warisan nasionalAda keris Bali, Madura, dan Palembang yang juga sama indahnya dan punya sejarah tinggi," ungkap dia
   
Fadli juga mengakui bahwa penghobi keris sering dicitrakan sebagai orang kuno yang menyenangi dunia mistik dan klenikTapi, dia tidak setuju dengan pendapat itu"Tidak semua harus dinilai dengan mistikKeris adalah benda budaya, punya sejarah dan estetika tinggiSaya menghargai keris dari nilai itu," ucap dia
   
Meski begitu, dia menghormati orang-orang yang menilai keris dari sisi spiritual"Benda itu dibuat secara susah payah oleh para empuAda doa-doa yang dipanjatkan saat menempa bilahTentu itu membawa energi tertentu yang sah-sah saja kalau diyakini," terang komisaris PT Tidar Kerinci Agung (perusahaan perkebunan sawit) itu
   
Jawa Pos lantas diajak turun ke lantai 2Wangi minyak keris beraroma cendana tercium saat Fadli membuka pintu ruang yang suhunya selalu dijaga tersebutAda tiga lemari kaca besar yang penuh dengan keris di salah satu sudut ruang ituDi sisi lain, belasan tombak berjajar rapi.
   
Keris tertua yang dimiliki Fadli bertangguh SingosariYakni, era Ken Arok-Ken Dedes"Ada juga yang berasal dari era Majapahit," ujar pendiri Institut for Policy Studies itu
   
Fadli lantas mengambil sebuah kerisCaranya membuka warangka (sarung) keris menunjukkan bahwa dia adalah orang yang sangat paham"Itu keris sepuh dari Palembang, sejak masa Kerajaan Sriwijaya," ucap diaKeris tersebut berluk sembilan dengan pamor wos wutah (beras tumpah)Luk adalah bagian berkelok dari sebilah keris dan pamor merupakan pola yang muncul di permukaan bilah senjata itu.      
   
Fadli "berburu" keris di seluruh IndonesiaBagi dia, harga nomor dua"Patokannya ada tiga, yakni sejarah, indah, dan estetika," tegas dia
   
Maka, uang Rp 100 juta?Rp 200 juta akan mudah berpindah tangan jika Fadli sudah suka dengan sebuah kerisAgar koleksi itu terjamin, dia punya beberapa orang yang secara khusus membantunya menangguh (menilai) sebuah kerisDi antaranya, Benny Hatmantoro dan Toni Junus, dua pakar keris dari Jakarta"Kadang orang yang tidak saya kenal juga datang ke sini untuk menawarkan kerisKalau cocok, ya bukan masalah," ujarnya
   
Tidak takut kena tipu" Fadli tersenyum"Saya percaya niat baik orang, silakan saja kalau mau menipuToh, nanti ada ganjaran sendiri," ujar suami Katharine Grace itu.
   
Politikus Tjahjo juga punya kebiasaan yang mirip dengan FadliBila diajak bicara tentang koleksi keris, dia sampai lupa waktuDia menuturkan, kecintaan tersebut mulai muncul ketika merawat sejumlah keris peninggalan almarhum kakek dan ayahnyaAda enam keris yang diwariskan oleh orang tuanyaSedangkan dari sang kakek, Tjahjo menerima dua keris.
   
"Lama-lama, saya sukaSampai saya ketagihan untuk terus berburu keris," tutur Sekjen DPP PDIP itu.
   
Ketua Fraksi PDIP di DPR tersebut kini memiliki 40-an keris "pilihan" serta sejumlah tombakAda keris yang berasal dari zaman Majapahit dan MataramAda juga keris yang diperoleh dari Selaparang, NTB, atau bergaya campuran Islam dan Hindu.
   
"Itu namanya keris Semar," ucap Tjahjo sambil mengeluarkan sebilah keris berbentuk Semar dari warangkaSelain itu, dia memiliki keris Lajer Punakawan, Pendawa, Lajer Keleng, luk 13 Bimo Kurdo (Gagrak Ageng), Bethok Budho, Tombak Baru Klinting, Lajer Jalak Kinatah Arap Gondhil, dan Lajer Tri Warno.
   
Yang unik, papar Tjahjo, tidak ada satu pun koleksi keris yang diperolehnya dengan membeliTapi, dia juga tidak pernah mau menjual keris koleksinya sekalipun ditawar miliaran rupiah"Semua saya dapat dari berburu atau diberi teman secara ikhlasYang cocok saya simpanYang tidak cocok saya kembalikan," ujar laki-laki kelahiran Solo, Jawa Tengah, 1 Desember, 53 tahun lalu itu.
   
Tjahjo percaya bahwa sebagian keris merupakan barang tua yang bertuahMerawat keris tidak bisa sembarangan, kadang harus berjodoh"Mungkin dulu pembuatnya adalah seorang empu yang bertirakat cukup panjangAda juga beberapa keris yang pernah digunakan untuk membunuh orang," terang dia.
   
Karena itu, setiap ada teman yang memberi atau saudara yang menitipkan keris, Tjahjo selalu "mengujinya" terlebih duluBiasanya, dia menginapkan keris tersebut antara 1-2 minggu"Kalau nggak cocok, saya pulangkan," ujarnyaSaat ditanya soal cara merasakan kecocokan dengan sebuah keris, Tjahjo hanya tersenyum.
   
Tjahjo menyatakan bahwa seluruh anggota keluarga mendukung minatnya terhadap kerisMeskipun, tak jarang terjadi persitiwa anehBahkan, papar dia, awalnya ketiga anaknya sering "diganggu?Bentuk gangguan itu, mulai kamar didatangi orang tak dikenal, pintu kamar bolak-balik terbuka tanpa jelas pelakunya, sampai terdengar pentas musik di tengah malam dalam studio band milik keluarga Tjahjo.
   
"Apakah itu mukjizat keris" WallahualamSebagai orang beragama, kami sekeluarga percaya terhadap Yang Di Atas saja," kata suami Erni Guntarti tersebut
   
Meskipun mengakui bahwa keris termasuk benda bertuah, Tjahjo cenderung memandang senjata itu sebagai warisan budaya dan tidak mengultuskannya
   
"Sebagai warga Indonesia yang lahir di Solo atau orang Jawa, saya ingin melestarikan, jangan sampai keris jatuh ke orang-orang yang tidak tahu tentang cara merawatnya," kata dia.
   
Kecintaan terhadap keris juga ditunjukkan oleh Anak Agung Gede Waisnawa Putra, kepala cabang sebuah institusi pembiayaan di bawah payung Astra Grup di SurabayaSebenarnya, keris bukan barang baru bagi AgungSebab, beberapa acara keagamaan di Bali sering menggunakan senjata tajam ituTapi, baru pada 1998, ketika bertugas di Balikpapan, seorang kenalannya menghadiahkan keris berukuran mungil.
   
Ketika pulang ke Bali, dia bawa keris tersebutSang ayah mengatakan bahwa keris itu istimewa
   
Alasan Agung mengoleksi keris tidak berhubungan dengan hal mistis, melainkan bentuk yang indahKarena itu, dia tidak percaya jika ada yang menawarkan keris dengan kekuatan macam-macam"Memang harus telitiApalagi, sekarang banyak yang merekayasaMaksudnya, keris biasa dikasih bahan kimia hingga terlihat tua, terus ditawarkan dengan harga selangit," jelasnya
   
Hingga saat ini, koleksi keris Agung mencapai lebih dari 300 bilahKebanyakan kerisnya berasal dari daerah kelahirannya, Bali, dan biasanya berukuran besarRata-rata panjang keris koleksinya lebih dari 40 cmSelain itu, warangka senjata tersebut lebih berwarna-warni daripada keris Jawa"Lebih banyak batu permata atau lapisan logam mulianya," jelasnya
   
Yang istimewa, sepuluh koleksi Agung masuk dalam katalog Keris for The World (keris untuk dunia) yang diluncurkan bersamaan dalam pameran di Galeri Nasional, Jakarta, pada 3?8 Juni laluAcara dua tahunan itu tak hanya diikuti kolektor dari Indonesia, tapi juga Malaysia dan SingapuraSelain menjadi ajang pamer serta diskusi tentang perkembangan keris, acara tersebut diisi dengan kompetisi keris
   
Satu koleksi Agung dinyatakan sebagai karya terbaik untuk keris kamardikanKeris itu diberi nama Ki Singaraja, yang merupakan kolaborasi antara Agung dan Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Hartonodiningrat alias Rudy Hartono, warga Surabaya yang 15 tahun terakhir menekuni dunia tempa-menempa besi demi menghasilkan sebilah keris. (*/c11/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tempuh Jarak 237,6 Km dengan Satu Liter Bensin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler