Tiga menteri langsung turun ke Sidoarjo untuk membantu mengatasi dampak lumpur itu
BACA JUGA: Sudah 748 TKI Tewas di Malaysia
Mereka adalah Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, serta Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhamad Hatta.Mereka hadir saat peletakan batu pertama (ground breaking) flyover jalan arteri Porong-Siring II paket empat, Sabtu (30/1) kemarin
Kepala BPLS Sunarso mengungkapkan, untuk membangun jalan arteri Porong-Gempol sepanjang 7,1 kilometer, dibutuhkan tanah seluas 123,7 hektare
BACA JUGA: Dirut Semen Gresik Jadi Wisudawan Doktor UI
Itu terdiri atas 26,3 hektare tanah kering dan 97,4 hektare tanah basah.Sunarso menargetkan arus ekonomi akan kembali normal pada awal 2011
BACA JUGA: Kasus Berita Kota Wujud Brutalisme Bisnis Media
"Khususnya saat proses pembebasan tanah," ujarnya.Sejauh ini, kata Sunarso, permasalahan yang dihadapi BPLS adalah proses pembebasan lahan milik warga yang dimanfaatkan untuk relokasi arteri"Belum ada kesamaan pendapat soal harga, sehingga menyulitkan kami untuk meneruskan pembangunan," katanya.
Jika lancar, Sunarso berjanji akan membuka akses jalan arteri awal tahun depanDia mengakui, dengan terhambatnya akses jalan arteri, perekonomian di Jawa Timur (Jatim) terpengaruh.
Relokasi jalan arteri itu dibangun selama empat paketPaket I relokasi jalan arteri raya Siring-Porong 1 menghabiskan dana APBN sebesar Rp 87,7 miliarPaket II arteri raya Siring-Porong II sepanjang 1,4 kilometer menghabiskan dana APBN Rp 82,6 miliar.
Untuk paket III, relokasi jalan arteri raya Porong-Siring dibangun sepanjang 1,3 kilometer dengan biaya Rp 97,9 miliarSedangkan paket IV relokasi jalan arteri raya Porong-Siring II sepanjang 3,8 kilometer ini sendiri akan menelan biaya Rp 88 miliar.
Djoko Kirmanto berharap pemerintah akan selalu memperbaiki infrastruktur di setiap daerahSupaya relokasi arteri berjalan lancar, Djoko meminta warga bersedia untuk membebaskan tanahnya secara legawa"Dimanfaatkan demi kepentingan bersama," katanya.
Sementara, Fadel Muhammad mengatakan, volume semburan lumpur selama lebih dari tiga tahun diperkirakan mencapai 100 ribu meter kubikSejauh ini katanya, telah dibuat rekayasa dalam bentuk pulau buatan di muara sungai Porong seluas 40 hektare. "Karakteristik lumpur yang berasal dari semburan mirip dengan lumpur pantai," tuturnya.
Hanya saja, kata Fadel, lumpur Sidoarjo tidak memiliki unsur hara secara lengkapLumpur Sidoarjo secara alami akan bercampur dengan lumpur muara sungaiDitambah dengan proses pasang surut laut, unsur hara-nya diperkirakan dianggap mampu dilengkapi.
Sementara itu, Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengatakan, air lumpur yang dialirkan ke Sungai Porong dapat dimanfaatkan untuk pulau baru"Pulau itu dapat dimanfaatkan untuk membudidayakan biota laut," ujarnya.
Sabtu kemarin juga dilakukan penanaman mangrove (bakau) oleh ketiga menteri tersebut di pulau buatan muara Sungai PorongBPLS juga meluncurkan tiga kapal keruk di pusat semburanKapal keruk jenis Hamson buatan dalam negeri itu diperkirakan baru tiba Sabtu malamSetiap kapal keruk berkapasitas 0,6 meter kubik per detik.
Sunarso menuturkan, kapal keruk itu dikerahkan untuk mengurangi tekanan lumpur dan air lumpur di dalam tanggul"Khususnya tanggul yang kritis, seperti tanggul Siring dan KetapangSebab, lumpur sudah bisa dialirkan ke Kali Porong," jelasnya(nuq/riq/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditangkap Menambang di Luar KP, JBG Koordinasi dengan Kapolda
Redaktur : Tim Redaksi