JAKARTA – Pembangunan fasilitas produksi pengolahan minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu segera dilakukanProyek bernilai USD 746 Juta itu dibangun oleh konsorsium Tripatra Engineers & Construction- Samsung Engineering Co
BACA JUGA: Kejar High Season, Department Store Buka Gerai Baru
Ltd.Realisasi pembangunan fasilitas produksi di Blok Cepu itu seiring dengan penandatangan kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) oleh Presiden Direktur Tripatra Engineers & Construction, Albert Steven Budisusetija, Presiden Direktur Samsung Engineering Co
BACA JUGA: Kuartal Keempat Puncak Sales Motor
McPhail di Kantor BP Migas, Jumat (5/8).Kepala BP MIgas, R Priyono saat memberi sambutan pada penandatanganan kontrak itu menyatakan, pembangunan fasilitas pengolahan itu merupakan kontrak pertama dan terbesar dari keseluruhan lima kontrak EPC Banyu Urip
BACA JUGA: Laba 13 Emiten BUMN Tembus Rp 27 T
"Total investasi diperkirakan mencapai US$ 1,3 miliar. Dengan target penyelesaian 36 bulan untuk semua kontrak EPC, produksi penuh sebesar 165 ribu barel minyak bumi per hari di Lapangan itu dapat tercapai sesuai jadwal," ucap Priyono.
Hanya saja, kata Priyono, saat ini masih ada kendala pembebasan tanah yang akan digunakan untuk proyek tersebutOleh karena itu, Priyono meminta semua pihak bisa membantu menyelesaikan masalah yang ada"Kita berharap kendala ini bisa teratasi, sehingga proyek ini berjalan lancara," ujarnya.
Priyono juga mengatakan, realisasi peningkatan produksi minyak yang cukup besar dari proyek Banyu Urip kemungkinan belum tentu akan terulang dalam lima tahun ke depanSebab, selama 10 tahun terakhir belum ditemukan cadangan minyak dalam skala besar seperti yang ditemukan di Banyu Urip.
"Kegiatan eksplorasi yang berhasil menemukan cadangan besar, umumnya penemuan cadangan gasMisalnya, proyek Masela di Laut Arafura dengan operator Inpex, kemudian Genting Oil di Blok Kasuri, Papua Barat, dan Blok Natuna Timur, di Kepulauan RiauSaya kira proyek Banyu Urip ini nantinya dapat mendongkrak produksi minyak nasional,” tegasnya.
Pembangunan fasilitas proyek Banyu Urip itu mencakup 49 sumur pada tiga anjungan sumur, fasilitas produksi pusat, serta pipa sepanjang 95 kilometer untuk mengalirkan minyak ke fasilitas penyimpanan dan alir-muat terapung (Floating Storage and Offloading/FSO) yang berkapasitas maksimal 1,7 juta barel"Proyek ini direncanakan dapat menghasilkan kurang lebih 450 juta barel minyak selama masa kontrak," tukasnya
Sementara Presiden Mobil Cepu Ltd, Terry SMcPhail, menambahkan proses pengeboran, konstruksi, dan instalasi fasilitas tersebut dapat dicapai dengan dukungan dari pemasok dalam negeri, termasuk perusahaan lokalDalam kurun waktu kurang lebih tiga tahun selama pengembangan proyek ini, ribuan tenaga kerja di Indonesia akan dipekerjakan oleh Mobil Cepu beserta kontraktornya.
Di samping itu, proyek tersebut juga akan menyediakan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para pekerjanya, yang dapat digunakan untuk pengembangan proyek serupa di masa depan baik pada industri minyak, gas, maupun industri lainnya“Beberapa pelatihan masih berjalan bagi teknisi lokal yang akan berperan dalam operasional produksi nantinya,” pungkasnya.
Seperti diketahui, proyek Banyu Urip ini mulai beroperasi produksi awal pada Agustus 2009Lapangan tersebut telah memproduksi sebesar 20.000 barel minyak per hari(yud/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Serahkan PT PBA ke PLN
Redaktur : Tim Redaksi