jpnn.com - MEDAN- Tim Densus 88 Mabes Polri berhasil menangkap tiga terduga teroris dari Jalan Marelan Raya, Kelurahan Tanah Enam Ratus, Medan Marelan. Ketiga pemuda terduga teroris itu ditangkap dari tiga tempat berbeda, Senin (16/2) siang.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebut, tiga pria yang diamankan masing-masing bernama Ayat, Thomas dan Fahrul. "Masih di lapangan ini bos, sudah lebih dari tiga yang kita amankan," ujar seorang petugas yang ikut melakukan penangkapan di Marelan, Senin (16/12) malam.
BACA JUGA: Dirut Pelindo II Ancam Mundur
Penangkapan ketiganya berawal dari Tanah Enam Ratus, Marelan. Dari TKP, petugas bergerak melakukan pengembangan. Disebut-sebut, ketiganya merupakan jaringan Fadli Sadama. Ketiganya terlibat dalam perampokan CIMB Niaga Jalan AR Hakim, Medan pada 18 Agustus 2010 lalu.
"Rencananya besok (hari ini, red) ditempatkan di Polda dan langsung diterbangkan ke Jakarta dengan pesawat," tutur sumber di kepolisian yang minta namanya tidak ditulis.
BACA JUGA: Waspadai Penipuan Jelang Pengumuman Hasil Tes CPNS 24 Desember
Sementara, Direktur Intelkam Polda Sumut, Kombes Pol Aries Wahyu mengaku masih akan melakukan pengecekan. "Saya cek dulu berapa yang sudah diamankan, nanti saya hubungi kembali," tegasnya. Namun hingga berita ini diturunkan, Aries belum memberikan informasi lebih lanjut.
Sementara, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie, mengaku masih perlu mengecek terlebih dahulu kebenaran informasi itu.
BACA JUGA: KY Langgengkan 3 CHA ke DPR
Menurut Ronny, pengecekan dibutuhkan, sehingga Mabes Polri cukup akurat kepada masyarakat.
"Saya masih akan mengecek kebenaran informasi tersebut. Saya mohon kesabarannya untuk mengecek ke Kadensus 88," ujarnya saat dihubungi JPNN Senin malam.
Meski mengaku perlu menghubungi Kadensus terlebih dahulu, Ronny memastikan Polri pada intinya tetap pada komitmen semelua, untuk tetap setia dan taat melindungi seluruh elemen bangsa dari aksi-aksi terorisme sesuai prosedur tetap yang berlaku sebagaimana diatur dalam undang-undang. Salah satunya dengan cara melakukan penangkapan terhadap para terduga teroris yang selama ini telah masuk daftar pencarian orang (DPO).
"Yang jelas bahwa Polri berupaya melakukan pencegahan terjadinya kasus teror dengan cara melakukan penangkapan para tersangka yang masuk daftar Pencarian Orang (DPO) kasus teror yang telah terjadi sebelumnya," katanya.
Langkah ini diperlukan agar para DPO dapat memertanggungjawabkan perbuatannya sesuai aturan yang berlaku. Selain itu juga guna meminimalisir mereka untuk tidak mengembangkan sayap-sayap kelompok teroris yang baru.
"Jadi selain melakukan penangkapan, Polri juga akan terus melakukan penyitaan terhadap bahan-bahan dan alat yang digunakan untuk merencanakan teror di akhir tahun," katanya.
Sementara menurut keterangan Kepala Penerangan Umum (Penum) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli saat dihubungi wartawan via ponsel, Senin (16/12) malam, membenarkan adanya penangkapan tersebut. Tapi, dia belum bersedia menjelaskannya secara akurat.
"Iya, namun saya belum dapat data lengkapnya," kata Boy Rafli. Namun kata dia, penangkapan tiga anggota jaringan terorisme itu dilakukan setelah Densus 88 melakukan pengembangan setelah tertangkapnya Fadly Sadama dari Malaysia yang berhasil kabur saat terjadi kerusuhan dari LP Tanjung Gusta, Kamis (12/7) lalu. (ala/smg/gir/gus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Timwas Century Panggil Boediono karena KPK Mutar-mutar
Redaktur : Tim Redaksi