Cerita penodongan pistol itu bermula saat ketiga wartawan berinisial IP, BR, dan JT menelepon Totok bermaksud mengonfirmasi kasus dugaan pencabulan yang melibatkan dirinya
BACA JUGA: Simpan Seperempat Extacy, Divonis 5 Tahun dan Denda Rp1 M
Lalu, Totok mengarahkan ketiga wartawan itu agar menemuinya di kafe yang dikelolanya di Jl T Amir HamzahBACA JUGA: PB HMI Minta Polisi dan Mahasiswa Tahan Diri
Namun, setibanya di kafe itu, tanpa tedeng aling-aling Totok mengambil pistol jenis FN yang terselip di pinggangnya
"Kalau saya tidak senang akan saya tembak
BACA JUGA: Kemaluan Tahanan Disundut Rokok
Pistol ini punya 100 peluru20 di antaranya tidak terdeteksi dan tidak berseriSenjata saya ini sudah punya izin berkat bantuan Kabid Humas Poldasu," begitu kata Totok ditirukan IP, salah seorang korbanNamun rasa takut ketiga wartawan itu bisa diredam setelah seorang di antaranya mengeluarkan kamera hendak mengambil gambar oknum Kadispora itu mengacungkan pistolMelihat itu buru-buru Totok menyimpan pistolnyaSetelah itu ketiga wartawan meninggalkan Totok di kafe miliknya.
"Kami sempat kaget dan takutKami juga tidak sempat meyakinkan apakah senjata itu asli atau tidak," tambahnya.
Totok saat dikonfirmasi di kantornya tidak berada di tempatBegitu juga ketika HP-nya dihubungi, Totok enggan menjawab
Kasatintel Polresta Binjai, AKP Zulkarnain Sinulingga SH saat dikonfirmasi, Kamis (4/3) mengatakan, di Kota Binjai hanya 4 orang yang mengantongi izin memiliki senjata api.
"Kalau izin kepemilikan senjata Totok sampai saat ini belum diketahuiTapi kami menyarankan sikap arogan Totok itu segera dilaporkan ke Polresta Binjai," ujar Zulkarnain.
Kasus penodongan pistol ini sudah dibahas di Sekretarian Parsatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Binjai, Kamis (4/2)Dalam pertemuan tersebut, ketua PWI, Muslim Ginting, menyepakati untuk membuat pemberitaan tentang penodongan yang dilakukan Totok(aswin/pos metro medan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana USD 30 Juta Dibagi Tiga
Redaktur : Tim Redaksi