jpnn.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta diminta mempersiapkan pembangunan MRT fase tiga dengan rute Kalideres-Ujung Menteng. Fase ini menghubungkan timur dan barat.
Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua DPRD DKI, Prasetio Edi Marsudi usai melakukan ujicoba pertama MRT Jakarta dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju Stasiun Lebak Bulus, Rabu (31/10).
BACA JUGA: Tarif MRT Dinilai Kemahalan
Menurut Prasetio, pembangunan MRT harus berkelanjutan dan tidak saling tunggu. “Jadi selesai fase I, langsung bangun fase II. Selanjutnya disambung pembangunan fase III. Jangan saling tunggu, keburu kita tidak menikmati,” ujarnya.
Ia mengingatkan, persiapan pembangunan MRT koridor selatan-utara dan barat-timur tidak boleh terputus. Sekali terputus, maka akan sulit untuk diselesaikan secara tuntas.
BACA JUGA: Tiket MRT, LRT dan TransJakarta Terintegrasi di 2019
“Maunya berjalan terus. Jangan terputus-putus. Harus cepat kita jalannya. Fase 3 dari Kalideres sampai Ujung Menteng juga harus dipikirkan. Ibaratnya kalau kerja, capek, capek sekalian, tetapi hasilnya dinikmati oleh anak cucu,” ujarnya.
Selain itu, Prasetio meminta PT MRT Jakarta lebih memperhatikan pada aspek perawatan stasiun dan kereta, agar tidak mudah dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Terakhir, ada aksi vandalisme terhadap kereta MRT Jakarta di Depo Lebakbulus.
BACA JUGA: Unsada Gandeng PT MRT demi Pembangunan Jakarta
“CCTV harus dipasang semuanya. Masinis juga harus diperhatikan agar mampu mengemudikan dan mengontrol laju kereta dengan baik. Perawatannya juga tolong diperhatikan,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P Sabandar mengatakan pihaknya merencanakan pembangunan fase 3 akan dilakukan lebih cepat lagi. Diharapkan pada 2020, konstruksi fisik fase 3 sudah bisa dilakukan.
Seperti diketahui, proyek ini sebelumnya sempat dicoret Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) dari daftar prioritas proyek strategis nasional (PSN). Pencoretan proyek ini dilakukan bersamaan dengan pencoretan 14 proyek infrastruktur lainnya.
Karena dicoret, fase 3 yang awalnya dirancang sepanjang 87 kilometer dan terbentang mulai dari Balaraja di Banten hingga Cikarang, Jawa Barat, untuk sementara, yang akan dibangun hanyalah trase yang berada di kawasan Jakarta terlebih dahulu.
“Dari Kalideres sampai Ujung Menteng. Studinya baru 31 kilometer. Jadi sepanjang 31 kilometer ini akan kita bangun juga," ujarnya.
Soal investasi yang dibutuhkan, hingga kini masih dalam tahap penghitungan. Hanya, karena anggaran yang dimiliki pemerintah terbatas, maka untuk proyek ini PT MRT Jakarta akan menawarkan kerja sama kepada pihak swasta dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Menanggapi hal itu, Pengamat Transportasi Azas Tigor Nainggolan mengaku sepakat dengan usulan percepatan pembangunan fase dua dan fase tiga MRT Jakarta. Karena, menurutnya program transportasi kota metropolitan harus segera diwujudkan.
“Ya harus terintegrasi, moda transportasi massal di Jakarta. Konsep ini kan seperti yang diterapkan di kota-kota besar di negara maju,” ujarnya.
Tigor menyebutkan, untuk penetapan tiket di MRT tidak harus terburu-buru diputuskan. Sebaiknya para pihak terkait bisa duduk bersama, seperti PT MRT, DPRD dan Pemprov DKI. “Ya rumuskan dulu berapa tarif dasar perorangannnya, kemudian berapa subsidinya,” terangnya.
Untuk mewujudkan moda transportasi massal yang terintegrasi, menurutnya penetapan tarif pun harus terintegrasi. Jadi, tidak ada lagi tarif tunggal untuk MRT, LRT atau Transjakarta.
“Kita buat saja tiket integrasi. Misalkan saja Rp.20 ribu bisa digunakan warga Jakarta naik Transjakarta, LRT dan MRT. Ya ini harus duduk bersama antara DPRD, BPJT, Pemprov DKI, Pakar Transportasi dan perwakilan warga atau pengguna,” katanya. (nas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kereta MRT Sudah Tiba di Jakarta, Ini Penampakannya
Redaktur & Reporter : Adil