Tim Ahli Unhas Kaji Tembok The Mutiara

Kamis, 08 Desember 2011 – 06:02 WIB

MAKASSAR - Tim ahli dari jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Unhas melakukan penelitian kelayakan konstruksi tembok The Mutiara yang ambruk, Rabu (7/12)Setidaknya ada delapan ahli konstruksi Unhas yang dilibatkan dalam penelitian ini.

Saat tim ahli konstruksi ini turun ke lokasi, Ketua Jurusan Teknik Sipil Unhas, Prof Lawalenna turut mendampingi para ahli dari Unhas ini.  Selain ahli dari Unhas, juga tampak Kepala Dinas Tata Ruang dan Bangunan Makassar, Andi Oddang Wawo

BACA JUGA: Rombongan Kumtua Minut Ngamuk di Bandara

Penyidik Polrestabes Makassar juga mendampingi tim ahli Unhas mengumpulkan data di lapangan.

Koordinator Tim Ahli Unhas, Prof Lawalenna Samang menegaskan bahwa timnya akan meneliti beberapa faktor terkait ambruknya tembok The Mutiara, hingga mengakibatkan delapan nyawa melayang.

Bagian yang akan diteliti itu seperti pondasi, struktur tembok serta faktor lain yang terkait dengan peristiwa ini
Dia menyebut, proses penelitian atau pengkajian persoalan ini membutuhkan waktu

BACA JUGA: Gubernur Sebut Illegal Logging Penyebab Banjir

"Diperlukan waktu untuk kaji lebih dalam apa yang kita temukan hari ini," kata Lawalenna.

Soal dugaan tembok tersebut tidak layak untuk menahan tanah timbunan, dia juga belum mau berspekulasi
Apakah karena tembok ini kurang tebal sehingga runtuh atau karena faktor lain

BACA JUGA: Warga Tewas Tenggelam di Pelabuhan

"Ada  gambarnya kita lihat untuk melihat seperti apa pembangunannya," tambahnya.

Yang pasti, secara visual, Lawalenna menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mengakibatkan tembok tersebut ambruk adalah karena faktor tanah galian, ditambah lagi hujan yang akhir-akhir ini sering terjadi.

Wakasat Reskri Polrestabes Makassar, Kompol Anwar Hasan yang dikonfirmasi menegaskan, pelibatan tim ahli Unhas ini agar penyidik menemukan kepastian layak atau tidaknya tembok tersebut, untuk membuktikan dugaan human error dalam proses pembangunan tembok iniAnwar bahkan menyebut, penyidik akan melakukan penyelidikan secara bertahap sambil menunggu hasil kajian dari ahli Unhas.

"Kelayakannya dulu yang kita mau tahuMakanya, proses penyidikan secara bertahap mulai dari penelitian Unhas," kata Anwar.

Sayangnya, polisi dalam kasus ini terkesan tidak mau membeberkan siapa saja saksi yang telah diperiksa, maupun yang dijadwalkan menjalani pemeriksaanBahkan, proses pemeriksaan di penyidik Polrestabes Makassar sejauh ini belum dilakukanPemeriksaan terhadap empat orang dari pihak developer serta dua orang warga belum bertambahItupun pemeriksaan yang dilakukan saat kasus ini sepenuhnya masih ditangani Polsekta Panakkukang.

Kendati belum menyimpulkan hasil penyelidikan sementara, namun pernyataan Anwar yang menyebutkan bahwa sekalipun hujan, kalau tidak ada galian di tembok tersebut, maka tembok ini tidak akan runtuhIni mengindikasikan bahwa penyidik sebenarnya sudah bisa memastikan adanya indikasi kelalaian dalam peristiwa yang merenggut nyawa warga ini.

Project Manager The Mutiara, Ariduto Wibowo yang melakukan pernyataan pers di Clarion Hotel mengungkap kalau dirinya sudah empat kali menjalani pemeriksaan, terkait peristiwa ini"Saya sudah empat kali diperiksa," kata Ariduto.

Pada kesempatan ini, Ariduto berdalih kalau ambruknya tembok setinggi tujuh meter ini, murni karena faktor cuacaDia berkelik kalau pembangunan tembok tersebut sudah sesuai konstruksiHanya sedikit ganjil karena menurutnya tembok tersebut sekadar pembatas dengan warga luar, sementara bangunan yang ambruk itu sekaligus sebagai penahan timbunan.

"Tembok yang diperkirakan hanya disambung dengan tembok lama itu tidak benar, karena tembok lama dan baru berdampinganCuma memang  karena hujan sehingga roboh," kata Ariduto.

Akibat bencana ini, dia mengungkap kalau pihaknya sudah memutuskan memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal maupun lukaBagi yang meninggal keluarganya  mendapat santunan Rp20 juta, sementara luka Rp7 juta selain biaya  perawatan ditanggung perusahaan.

Dia juga mengungkap pihaknya siap memberi ganti rugi material bangunan warga hingga Rp3  juta per kepala keluargaTermasuk memberi support kepada pemkot untuk merelokasi warga di daerah  ituPemberian santuan kepada keluarga korban ini telah disalurkan melalui Pemkot Makassar di kantor Camat Panakkukang kemarin siang.

Ditanya soal perusahaan yang mengerjakan tembok ini, Ariduto menyebut kalau nama perusahaan tersebut adalah CV  BentengPemilik perusahaan ini adalah JamaluddinNamun keterangan Ariduto ini juga simpan siur karena dia juga menyebut Jamaluddin adalah mandorKalau itu benar, berarti Jamaluddin telah diperiksa penyidik Polsekta Panakkukang sehari setelah kejadianPasalnya, salah satu yang diperiksa dari pihak pengembang menurut Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar adalah mandor proyek.

Ketika ditanya keberadaan Jamaluddin, Ariduto mengaku kalau pihaknya tidak tahu menahu karena beberapa hari terakhir komunikasinya putus"Mungkin dia menenangkan diri duluSaya coba hubungi tapi tidak terhubung," kata Ariduto(sah)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakin Pesta Danau Toba Gaet Wisman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler